Laman

July 4, 2011

as long as you love me (part.4 END)

“muslim? Semakin banyak perbedaan diantara kalian.” Ucap eli setelah mendengar cerita kevin.

“selama masih ada cinta semua dilewati.” Sahut soohyun cepat. kevin terdiam sedikit menerima perkataan soohyun.

*

Sudah lewat 3 bulan hubungan kevin reina berjalan dengan baik. Keromantisan kevin dan kedewasaan reina membuat perbedaan diantara mereka semakin tidak terlihat. Terkadang kevin menghubungi reina melalui webcam atau sebagainya. Reina juga selalu membantu kevin disaat kevin merasa bosan atau apapun. Walau mereka hanya bisa bertemu sebulan satu atau dua kali, hubungan mereka tetap baik.

“kenapa akhir-akhir ini dadaku sakit kembali? Apa karena aku terlalu lelah akhir-akhir ini?” gumam reina dikamarnya sambil memegangi dadanya. “okaa-san,” panggil reina. Namun tidak ada orang yang datang. “sepertinya aku harus memeriksakannya sendiri saja.” Reina mengambil tasnya lalu pergi.

*

“akhir-akhir ini kau jadi sering diam, kenapa?” tanya kevin ketika reina menemuinya setelah sebuah acara bersama ukiss hari ini.

“i’m okay.” Jawab reina mengguratkan senyumnya walau sedikit berat.

“kalau ada apa-apa, kau bisa menceritakan padaku.” Pinta kevin tersenyum kepada reina.

*

Musim panas belum mulai datang, tapi suasana sudah mulai hangat. Reina terlihat sedang menunggu seseorang disebuah bangku taman. Jam ditangannya menunjukan pukul 12 malam. Taman tersebut sudah sangat sepi namun orang yang ia tunggu belum juga datang.

“sorry, membuatmu menunggu sedikit lama.” Seorang lelaki datang memberikan minuman hangat kepada reina. Reina menerimanya tersenyum. Lelaki itu duduk disebelahnya. “what’s wrong?”

“aku ingin membicarakan soal kevin denganmu, eli-shi.” Ucap reina pelan. Eli menatapnya dan mulai mendengarkan. “tolong bantu aku, katakan padanya apapun yang membuatnya membenciku.”

“apa maksudmu, hubunganmu sudah lebih dari 5 bulan. Jika kau mau mengakhirinya kenapa kau tidak mengatakannya sendiri.” Sahut eli cept.

“aku... aku tidak sanggup.” Ucap reina pelan. Matanya terlihat berkaca-kaca.

“memangnya ada masalah apa antara kau dengan kevin?” tanya eli bingung. Reina menggeleng.

“aku tidak bisa menceritakannya padamu. Tolong bantu aku eli-shi, hanya kau tumpuanku, aku tidak tahu harus meminta kepada siapa lagi. Aku ingin mulai sekarang kevin membenciku paling tidak buat kevin menjauhiku. Kau bisa bilang aku punya kekasih lain disini atau apapun kau mau.” Pinta reina yang air matanya terus turun. Eli menatapnya nanar. Perasaan eli terlalu miris melihat wajah reina yang benar-benar berbeda dari biasanya.

“sorry, i can’t.” Ucap eli pelan bangkit dari tempat duduknya. “if you want, you must say it with yourself.” Eli pergi meninggalkan reina yang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

*

“penyakitmu 18 tahun yang lalu belum benar-benar sembuh, dan ternyata tanpa kau rasakan penyakit itu terus menyebar. Maaf, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Semua hanya bergantung pada bantuan tuhan.” Perkataan dokter 2 bulan yang lalu membuat perubahan pada diri reina. Sampai sekarang, ia belum memberitahu kepada kedua orang tuanya dan tentunya kevin. Hatinya seakan remuk dan ia sudah tidak bekerja lagi karena semua yang ia kerjakan menjadi lambat karena penyakitnya. Setiap beberapa menit, kepalanya semakin pusing dan dadanya sakit. Setiap malam hidungnya terus mengeluarkan darah. Dan kesempatan hidupnya semakin menipis, ia pun mulai pasrah.

*

Bulan pertama musim panas datang, musim panas dikorea belum terlihat banyak perubahan. Ukiss tidak terlalu memiliki banyak kerjaan bulan ini. Kevin masih saja bingung sambil menatap ponsel yang ia pegang.

“kau kenapa hyung?” tanya dongho yang menatap televisi. Eli yang mendengar pertanyaan dongho langsung ikut menatap kevin.

“sejak terakhir kita bertemu, reina tidak pernah membalas sms dan teleponku, ada apa sebenarnya.” Jawab kevin bingung.

“ehmm, kenapa kau tidak menyusulnya ke jepang saja, mumpung libur.” Sahut eli cepat. walau eli masih memikirkan perkataan reina malam itu.

“aku ikut, sekalian berlibur.” Teriak soohyun dari arah dapur.

“kita pergi bersama sama saja.” Sahut dongho santai.

*

“jika itu yg terbaik untukku. Aku siap. Aku akan merasa senang jika aku meninggalkan mereka dengan tenang. Kevin...oppa... maafkan aku, aku tahu kau menungguku untuk mengucapkan aku mencintaimu. Aku sangaatt mencintaimu. Sampai kapanpun......”

*

“ikutlah dengan kami jika ingin bertemu reina.” Kedua orang tua reina sudah memakai pakaian lengkap mengajak kevin dan yang lain yang baru saja datang kerumah mereka. Dengan raut wajah bingung, kevin mengikuti kedua orang tua reina menuju sebuah tempat yang belum pernah ia tahu.

*

“dia sudah tenang disana, penyakitnya benar-benar membuatnya berubah drastis beberapa bulan ini. Kami merasa sangat bersalah tidak mengetahui ini semua, dia melewatinya sendiri tanpa memberitahu kami. Dia perempuan yang benar-benar kuat dan hebat.” Ayah reina menceritakan semuanya. Kevin, eli, soohyun dan dongho sedikit kaget dengan cerita ayah reina tersebut. Mata kevin mulai berkaca-kaca ia terlihat tak kuat menopang tubuhnya lalu jatuh kepusara reina. Ia menangis memeluk pusara itu. Eli yang merasa bersalah hanya bisa mengusap pundak kevin. Sementara dongho dan soohyun hanya bisa diam memperhatikan itu.

“jangan ditangisi kevin, dia berpesan padaku agar kau tidak menangis. Dan reina menitipkan ini.” Ibu reina memberikan sebuah surat kecil kepada kevin lalu bersama ayah reina, mereka pergi meninggalkan pemakaman.

*

“........rasanya indah mengingat semua kebersamaanku denganmu, mawar yang kau berikan waktu itu masih ada dikamarku. Jangan bersedih yaa, masih banyak perempuan diluar sana yang lebih mencintaimu. Tetap tersenyum J ” Kevin menutup kertas kecil yang sudah ia baca lebih dari 50 kali.

“hei hyung, saatnya kita latihan. Ayooo~” dongho menarik tangan kevin.

“iyaa, aroo~, tunggu sebentar.” Kevin meletakan surat itu diatas tempat tidurnya lalu pergi mengikuti dongho.

*

“maafkan aku saat itu aku tidak memberitahumu tentang reina, dia sudah menyuruhku untuk membuat kau menjauhinya tapi...” eli menghampiri kevin dengan wajah bersalahnya.

“gwencanha, semuanya jauh lebih baik jika kau tidak memberitahunya. Terimakasih.” Kevin menepuk pundak eli lalu tersenyum.

*

“bisakah kau menyanyikan lagu yang kau suka untukku??” pinta reina dihari terakhir mereka bertemu.

“I don’t care who you are where you’re from what you did, as long as you love me.” Kevin menggenggam erat tangan reina.

*END*

No comments:

Post a Comment