Laman

May 25, 2011

MY LIFE MY STORY (oneshoot)

STARTING WITH : SEUNG RI, author(NARA) CAMEO: DAESUNG, SANDARA PARK

“Huuuhh, aku ingin sekali pergi keluar korea. Perancis, inggris, itali atau pun amerika. Aku ingin menghindar dari seluruh masalahku ini.” Ucap dara menyandarkan punggungnnya disampingku. Aku menatapnya sedikit tidak mengerti. “hmmm, kau tahu kan masalahku dengan kedua orang tuaku, aku bosan, aku ingin menjauh dari mereka. Andai saja aku hidup sendiri dari awal, aku kan tidak serepot ini. Aku bisa menjalani hidupku sesukaku tanpa ikut campur dari mereka.”

“ada ada saja kau...” sahutku menyeringaikan senyumku.

“kau juga pasti berpikir seperti itu kan?? Aku tahu kau juga bermasalah dengan keluargamu.”

“mungkin memang jalan takdirku. Tapi ada yang lebih indah dibanding mengasingkan diri ke perancis inggris atau manapun.” Sahutku santai dengan tatapan tajam mengarah ke orang yang sedang duduk tak jauh dariku.

“apa??”

*

Makan malam bersama keluarga hari ini terasa dingin bagiku. Tidak ada suara dari mulut seseorang sama sekali. Tapi semua keheningan itu berakhir ketika oppaku berkata padaku tentang apa yang aku lakukan jika aku tidak berada dirumah. Aku tidak menjawab pertanyaan itu, aku hanya meneruskan makanku.

“memangnya apa yang kau pikirkan, daesung-ie, apa dia berani pergi ke club malam? Atau pergi dengan lelaki hidung belang? Perempuan seperti dia tidak akan berani untuk melakukan itu.” Perkataan eomma membuat telingaku sedikit memanas. namun aku berusaha untuk menahannya.

“Aku juga berpikir seperti itu eomma, lagipula aku yakin dia juga tidak berani melawan orang lain dan hanya bisa menangis jika ada yg menyakitinya.” Sahut daesung membuat aku tidak tahan.

“kalian menghilangkan selesa makanku. Bisa tidak sekali saja kalian tidak menyinggung kehidupanku, lagipula kalian juga tidak pernah membantu kehidupanku kan?? Aku muak dengan kalian.” Aku meninggalkan meja makan itu setelah mengungkapkan semuanya.

*

Cukup malam memang saat ini, tapi entah kenapa mataku tidak bisa tertutup sama sekali. Hatiku masih membenci kedua orang tuaku juga daesung. Ahh. Aku membuka laci yang berada didalam lemari pakaianku. Mengambil sebuah amplop coklat kecil yang berisi sebuah cek dan beberapa lembar uang yang cukup banyak untuk satu tahun kedepan. Itu uang kuliahku sebenarnya. Tapi aku yakin aku bisa memakainya untuk kabur dari neraka kehidupan ini. Aku memberesi beberapa pakaian dan mengambil barang barang penting yang harus aku keluarkan dan ikut denganku.

“mereka juga tidak akan mencariku.”

*

Ini sebenarnya hari ketigaku untuk kabur, sudah 2 kali aku mencobanya dan selalu saja ditemukan oleh daesung. Aku bingung, kenapa mereka selalu saja mencariku jika aku pergi, padahal hidupku menurut mereka adalah merepotkan mereka. Sigh.. aku yakin aku bisa hidup sendiri, ini jalanku.

Cukup bagus, flat ini cukup nyaman untuk aku tempati hingga beberapa hari kedepan. Ada persediaan air hangat juga ternyata. Hh, terlihat lebih nyaman, bahkan sangat nyaman.

Aku membuka lemari dan memasukan beberapa pakaianku lalu menggelar tempat tidur dan berbaring diatasnya. Aku menghela napas panjang, terasa nyaman. Aku mulai terlelap.

*

Pagi datang lagi, sinar matahari leluasa masuk karena jendela flatku belum aku pasangi penghalang. Seseorang mengetuk pintu flatku. Aku terasa malas untuk membukanya tapi aku pikir pemilik flat yang mengetuknya. Aku berjalan pelan membukakan pintunya. Masih mengucek mataku yang sulit untuk terbuka.

“nara-ahh...” seorang lelaki langsung memelukku. Aku hampir saja terjatuh karenanya. Mataku seketika terbuka lebar.

“seungri-shi, ada apa?” tanyaku pelan dekapan tangan seungri benar benar terasa dipunggungku.

*

“kau tahu darimana aku disini?” tanyaku mengambil sebuah handuk putih dari dalam lemari.

“aku akan tahu dimanapun kau berada selama kau masih hidup.” Jawab seung ri santai bersandar ditembok memperhatikanku.

“ini, badanmu terlalu bau, berapa botol minuman keras yang telah kau minum. Mandilah, kita pergi dari sini setelah itu.” Aku melemparkan handuk itu kearah seung ri. Tanpa bicara, seung ri berdiri dan masuk kedalam kamr mandi yang aku tunjukkan.

Selagi seung ri membersihkan badannya dikamar mandi, aku mengganti bajuku dan membenarkan rambutku.

*

“memangnya apa yang akan kau lakukan?? Aku bisa membantumu agar kau lepas dari masalahmu ini.” Tanya seung ri ketika kami sedang duduk disebuah cafe untuk sarapan.

“aku ingin kau mengajakku keduniamu.” Jawabku perlahan tetapi pasti. Seung ri memperhatikanku dalam dalam. Awalnya aku santai, namun tatapan mata seung ri semakin tajam.

“ada apa? Jika kau tidak mau, aku akan melakukannya sendiri.” Tanyaku menatapnya denga tatapan tajam juga.

*

Sudah lebih dari 2 hari aku tidak pulang kerumah, tepat dugaanku, tidak ada yang mencariku. Sepertinya si daesung sudah lelah mencariku. Aku senang, akan hal itu. Ponselku berbunyi, siapa malam malam seperti ini menelponku. Aku melihat kelayar ponselku, seung ri.

“ada apa?? Ohh, baiklah, aku akan segera kesana.” Aku mengambil mantelku lalu bergegas kesuatu tempat.

*

Aku duduk disebuah pub yang cukup ramai dikunjungi beberapa orang. Aku duduk disebuah kursi tinggi didepan seorang bartender yang cukup handal melayni beebrapa tamu. Aku memperhatikan seisi pub tersebut. Namun tatapan mataku berhenti ketika aku melihat seung ri sedang duduk dengan seorang perempuan. Siapa perempuan itu? Aku bergumam sendiri.

“perempuan itu memang nomor satu disini, bahkan tuan seung ri saja mau menyewanya dengan harga tinggi.” Sahut bartender itu. “dia menghentikan kuliahnya agar cepat mendapatkan uang, kudengar keluarganya juga pergi meninggalkannya.”

Aku tercengang mendengar cerita dari bartender itu. Aku bahkan tak pernah berpikir untuk melakukan tindakan seperti perempuan itu. Dimana seung ri? Dia seolah meninggalkan perempuan itu.

“bagaimana tempatnya? Kau menyukainya?” tanya seung ri yang sudah berada disebelahku. Aku kaget saat itu namun dengan cepat aku mengangguk. “tidak usah gugup, nikmati saja malam ini.” Seung ri meninggalkanku lagi.

*

Setelah pulang dari kuliahku, aku mampir kesebuah restoran untuk membeli makanan. Disela perjalan pulang, aku memikirkan sesuatu, perkataan eomma waktu makan malam saat itu. Hh, aku tertarik untuk mencobanya. Tapi, aku tidak mau seperti perempuan yang aku lihat tadi malam, terlalu murah mengumbar dirinya untuk lelaki hidung belang.

*

“kenapa kau ada disini?” tanyaku kaget ketika melihat seung ri sudah berada didalam flatku duduk dibelakang meja kecil disana.

“aku menunggumu daritadi.” Jawab seung ri bangun dari duduknya. “bagaimana jika kita pergi keluar sekarang, aku sedang tidak ingin pergi sendiri hari ini.” Ajak seung ri tenang.

“kau bis amengajak perempuan yang semalam, aku lelah hari ini.” Jawabku meletakan belanjaanku.

“ayolaah..” seung ri memelukku. Aku merasakan pelukan lengannya. Benar benar hangat.

“ahh, baiklah. Lepaskan.” Aku melepaskan tangannya lalu keluar dari flat itu.

“kita sudah lama kenal, kenapa kau selalu gugup jika aku memelukmu?” tanya seung ri menutup flatku. Aku menghentikan langkahku sejenak lalu berjalan kembali.

Aku sudah mengenalnya sejak lama, tepatnya satu tahun yang lalu. Daesung yang mengenalkannya padaku, ia memang teman dekat daesung, tapi daesung tidak mengijinkan aku berteman dengannya, mungkin karena seing ri seperti itu. Tapi aku suka mengenalnya. Selain tampan, dia juga mau mendengar seluruh keluh kesahku. Lagipula selama ini dia juga tidak melakukan apapun padaku.

*

“kau senang hari ini?” tanya seung ri tersenyum memberikan teh panas untukku.

“ehmm, hahaha, aku jadi melupakan semua masalahku. Gomawo.” Ucapku sumringah sambil memperhatikan seoul tower yang berdiri didepanku.

“jika kau butuh aku, hubungi ponselku saja, aku akan menemanimu setiap kau membutuhkanku.” Ucap seung ri menepuk pundakku. Aku hanya membalasnya dengan senyum.

*

“pulanglah, appa dan eomma mencarimu.” Daesung menemukan tempat persembunyianku. Aku tidak memikirkan darimana ia menemukannya. Aku hanya diam saat ia berbicara seperti itu. “kau mau membuat mereka sakit lagi?? Pikirkanlah mereka jangan memikirkan dirimu sendiri!”

“mereka pun tidak pernah memikirkanku, untuk apa aku memikirkan mereka. Sudahlah, tidak usah mencariku lagi. Pergilah, aku muak!!!” aku mengusir dae sung. Emosiku benar benar tidak tertahan. Tak lama setelah dae sung pergi dari flatku aku pun meninggalkan flatku menuju pub yang pernah aku kunjungi.

Aku memesan beberapa minuman dan meminumnya dipojok pub itu. Aku tidak perduli walau aku tidak menyukai minuman itu. Yang ada diotakku adalah rasa kebencian kepada seluruh anggota keluargaku dan semua yang menghalangi kehidupanku.

“temani aku seungri-shi..” aku mengetikan sebuah pesan singkat dan mengirimkannya. Tak beberapa lama, seung ri datang dan duduk dihadapanku. Ia sedikit bingung melihatku yang meletakan kepalanya diatas meja.

“kau sudah tidak kuat menjalani hidupmu?” tanya seung ri tersenyum menatapku.

“aku ingin hidup sendirian dan melupakan mereka.” Jawabku tersenyum menatap seung ri. Seung ri menarik tanganku meninggalkan pub itu. Aku bingung mau dibawa kemana aku olehnya. Aku masuk kedalam sebuah mobil hitam miliknya.

“kau mau membawaku kemana?” tanyaku santai. Aku memang tidak mabuk malam itu, namun mataku sedikit remang ketika melihat kearah jalan. Seung ri terus membawa mobilnya melewati jalanan yang sepi. “seungri-shii, jawablah.” Pintaku menatap wajahnya.

“aku akan membantumu melupakan masalahmu malam ini.” Jawab seung ri santai.

*

Seung ri menarikku kesebuah kamar hotel yang cukup mewah. Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya sama sekali. Seung ri mengunci kamar itu. Aku sedikit tersenyum menatapnya.

“apa yang kau inginkan sebenarnya?” tanyaku masih berdiri dihadapannya.

“ikuti saja apa kataku, kau pasti akan melupakan semua masalahmu malam ini.” Jawab seung ri membenarkan rambutku. Seing ri memelukku hangat. Aku benar benar tidak bisa berkutik malam ini. Jantungku berdegup kencang seakan bertarung dengan degupan jantung seung ri.

“tidak, katakan apa yang akan kau lakukan.” Aku melepaskan pelukan seung ri dan sedikit melangkah mundur.

“nikmatilah, aku yakin kau akan menyukainya.” Pinta seung ri. Aku diam, perlahan wajahnya mendekati wajahku, matanya terpejam. Bibirnya menempel pelan dibibrku. Aku membiarkannya tanpa merespon sama sekali. Namun perlahan seungri mulai memainkan bibirnya. Ia menggigit bibirku pelan, aku yang sedikit merasa gusar menggerakan kepalaku namun tangan seungri menahan kepalaku. Aku merasa tidak nyaman dengan posisiku, namun seung ri memutar kepalanya sedikit seakan tahu aku tidak nyaman dengan posisiku.

“bagaimana?” tanya seungri sedikit mengusap ujung bibirku. Aku hanya diam tidak bisa menjawabnya. “kita mulai saja yaa...” seung ri membuka kemeja putihnya. Aku merasa seperti patung, ada beban dipundakku sehingga tubuhku tidak bisa digerakan sama sekali. Seung ri memelukku kembali, aku memberanikan diri membalas pelukannya. Dengan pelan ia membuka seluruh kancing kemejaku dan membaringkan tubuhku diatas tempat tidur yang nyaman malam itu. Seung ri tersneyum menatapku lalu mencium hangat leherku. Lagi lagi aku menikmatinya dan tidak bisa bergerak dan menolaknya. Aku mulai membalasnya dengan meraba dadanya yang bidang, terasa hangat memang. Perlahan seung ri mulai mengecup dadaku. Aku semakin menikmatinya hingga ia kembali mencium bibirku dan mengulumnya. Benar benar malam yang indah.

*

Matahari siang sudah menerobos masuk lewat celah serat-serat korden dihotel itu. Mataku perlahan mulai terbuka. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi pada diriku. Aku tersenyum ketika melihat seungri yang tidur lelap disebelahku. Aku memperhatikan seluruh ruangan hotel. Berantakan, pakaianku dan pakaian seungri berserakan dilantai. Aku merasakan dingin yang menyentuh kulitku.

“bagaimana semalam?” tanya seungri membuka matanya perlahan. Aku tertegun ketika tangannya memelukku. “tidurlah lagi, aku ingin memelukmu hingga sore nanti.” Pinta seung ri tersenyum. Aku menarik selimutku lalu mendekatkan badanku ke seung ri dan terpejam.

*

“kau yakin dengan hal itu bisa berhasil?” tanya dara setelah mendengarkan ceritaku hampir satu jam.

“kau coba saja.” Jawabku tersenyum ketika aku melihat seorang lelaki keluar dari sebuah mobil hitam.

“aku tidak pernah menyangkan seorang perempuan sepertimu bisa melakukan hal itu.” Ucap dara matanya masih terbuka lebar. Aku berdiri membiarkan dara berpikir untuk itu. Tapi, semua yang aku lakukan atas kehendakku semuanya menurutku adalah benar, mau itu menjijikan atau membuat orang lain membenciku, tapi inilah hidupku. Aku bisa mengatur hidupku sendiri.

“aku pergi dara, terserah kau, kau ingin pergi ke inggris atau ingin melaksanakan seperti apa yang telah aku ceritakan tadi.” Aku menghampiri seungri yang melambaikan tangannya kearahku. Aku tersenyum menyambutnya lalu memasuki mobil hitam itu.

#END#

May 5, 2011

flower beach (part.4 (end))

“sudahlah hyung, sepertinya pemilik rumahnya sedang tidak ada dirumah.” Ucap ji yong ketika sedang mencari alamat yang disebutkan min rae semalam.

“kalian mencari pemilik rumah ini?? Mereka sudah meninggal satu bulan yang lalu akibat kecelakaan.” Sahut seorang kakek yang melintasi rumah tersebut.

“kecelakaan?? Ahh, apakah pemilik rumah ini bernama kwon hyun woo dan lim hye min??” tanya ji yong sedikit tidak percaya.

“ya benar sekali, itu kau tahu.” Jawab kakek itu meninggalkan mereka.

“kenapa kau tidak memberitahuku??” tanya heechul sedikit emosi.

“aku bahkan tidak tahu mereka orang tua min rae.” Sahut ji yong cepat.

*

“ada apa?” tanya min rae bingung melihat heechul masuk kedalam kamarnya dengan wajah murung. Heechul menghampirinya lalu duduk disebelahnya.

“aku ingin memberitahumu sesuatu.” Jawab heechul pelan. “tapi sebelumnya aku ingin bertanya padamu.”

“mmm?”

“apakah kau benar-benar merindukan kedua orang tuamu?”

“mmm, ada apa? Kau sudah menemukan mereka?”

“mmm, tapi aku harap kau menerima semuanya.” Mata min rae menatap heechul bingung. “mereka telah meninggal satu minggu yang lalu karena kecelakaan.” Mata min rae menjadi basah. Pikirannya kembali ke 3 bulan kebelakang, ia mengingat semuanya semua saat saat masih tinggal dengan orang tuanya. Hatinya merasakan kesakitan yang sangat dalam. Emosinya kembali tidak tertahan ia menangis sekuat tenaga.

“tenanglah, mungkin ini sudah takdirmu, terimalah semuanya.” Ucap heechul menenangkan min rae.

“bawa aku... bawa aku kepada mereka...” pinta heechul memukuli dada heechul.

“besok, besok aku akan membawamu kemakam mereka. Aku berjanji.” Sahut heechul meletakan kepala min rae didadanya.

*

“hyung, kau sudah memberitahunya?” tanya ji yong meneguk teh hangatnya.

“hmm, dia menangis dan mengajakku ke makam kedua orang tuanya.” Jawab heechul mengangguk.

“bagaimana kabar soo bin hyung?? Kemarin aku mencoba menelponya namun ponselnya tidak aktif, lalu aku menelpon kantornya ia sudah tidak bekerja lagi sejak dua hari yang lalu. Apa dia sudah kembali keorang tuanya?” tanya ji yong membuat heechul terdiam dan mengingat kembali saat ia mengejar min rae tanpa menatap soo bin sama sekali.

*

“appa, eomma, maafkan aku....” ucap min rae di makam kedua orang tuanya. Air matanya terus membanjiri pipinya. Heechul hanya mampu mengusap pelan pundak min rae sementara ji yong berdiri disebelah heechul.

*

“heechul-shi..” suara seorang perempuan terdengar berat dari ujung ponsel heechul.

“ajumma ada apa? Sepertinya kau sedang tidak sehat.” Tanya heechul tepat sepulang dari makam orang tua minrae.

“kau tahu soo bin telah tiada?” tanya perempuan itu. Mata heechul terbelalak mendengar perkataan ibu soo bin tersebut. “dia menenggelamkan dirinya kelaut sore itu dan membuatnya kehilangan nyawanya.” Heechul hanya diam lalu menutup ponselnya dan pergi meninggalkan rumahnya.

*

“heechul-ahh, J , seharusnya aku memanggilmu oppa. Bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanmu setelah terakhir kali kita bertemu saat aku kembali kerumah kau dan ji yong?? Heem. Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku di seoul, dan aku akan kembali kerumah orang tuaku. Oh, iya kau tahu rumah musim semi yang sering kita kunjungi? Kudengar bangunan itu dirobohkan dan dijadikan pusat perbelanjaan. Aku sedih mendengar hal itu, padahal aku ingin sekali kesana lagi denganmu. Heechul-ahh, maksudku heechul oppa, jujur saat ini aku benar-benar merindukanmu, ke ke ke. Aku ingin kau pergi denganku lagi, tapi, sepertinya kau sibuk akan sesuatu atau seseorang? Tidak! Aku cemburu J tapi kau terlihat cocok dengannya. Aku akan mendukungmu oppa. Katakan padanya juga aku meminta maaf, saat itu aku berniat memanggilkan orang untuk menolongnya namun ternyata pantai sudah sepi dan aku pikir dia sudah pulang dengan kedua orang tuanya. Aku menyesal tidak menolongnya saat itu. Menikahlah dengannya oppaa! Kau harus melakukannya. Ke ke ke. Sampaikan salamku untuk ji yong juga, dia pasti sangat merindukanku. Ke ke ke. Sampai jumpa oppa, aku mencintaimu J. Soo Bin.” Setetes air mata heechul menetes ketika membaca surat milik soo bin yang ia temukan di flatnya sekitar dua bulan yang lalu. Sedikit perasaan bersalah menetap dihatinya. Namun keputusan terakhir soo bin membuatnya sadar akan arti cinta.

“selamat malam.” Heechul mencium kening min rae yang terlelap disebelahnya lalu ikut terlelap.

*END*

flower beach (part.3)

Matahari kembali menyapa. Perempuan itu terus duduk diatas tempat tidurnya, rumah juga terlihat sepi setelah pagi ini soo bin pergi meninggalkan rumah itu walau ji yong menyuruhnya agar tetap tinggal satu minggu lagi. Sementara heechul harus pergi dari pagi karena pekerjaannya menunggu disebuah toko buku dipusat seoul.

Ji yong terlihat sedang membereskan sisa nampan mangkuk dikamar perempuan itu. Perempuan itu seakan tidak merasakan akan hadirnya ji yong diruangan itu.

“baiklah, semua sudah bersih.” Ucap ji yong membawa pergi nampannya.

“kwon min rae...” ucap perempuan itu datar. Ji yong menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap perempuan itu. “mwo?”

“kwon...min...rae... itu namaku.” Ucap perempuan itu tanpa menatap wajah ji yong.

“kwon min rae, ahh, akhirnya aku tahu namamu. ” Ucap ji yong antusias.“jadi,apakah kau akan memberitahuku dimana kau tinggal?”

Perempuan itu hanya diam tidak menjawab pertanyaan ji yong. Ji yong menunggu perempuan itu menjawabnya, namun tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya lagi.

“ahh sudahlah, yang penting aku sudah tahu namamu.” Ucap ji yong pergi menutup pintu kamar itu.

“aku tidak akan memberitahukanmu tentang siapa diriku, aku ingin tinggal disini selamanya.” Ucap min rae pelan sambil menatap tajam kearah pintu.

*

“ne, hyung ia menyebutkan jika namanya adalah kwon min rae, tapi setelah aku tanya dimana dia tinggal dia hanya diam.” Cerita ji yong panjang lebar kepada heechul yang baru saja pulang dari pekerjaaannya.

“bagus kalau begitu, kita bisa mengetahui semuanya pelan pelan.” Sahut heechul tersenyum.

“apakah soo bin sudah sampai rumahnya hyung?” tanya ji yong mengalihkan pembicaraannya.

“entahlah, rumahnya cukup jauh dari sini, aku takut dia tidak kembali kerumahnya.” Jawab heechul mengeluarkan ponselnya lalu menelpon soo bin.

“kau dimana??” tanya heechul diujung telepon. “kembalilah kerumahku sekarang.” Pinta heechul langsung mematikan ponselnya.

“apakah dia akan kembali?” tanya ji yong bingung.

“dia tidak akan menolaknya.” Jawab heechul mantap pergi menyusul soo bin.

*

Sudah lebih dari dua minggu setelah ia menyebutkan namanya min rae tinggal dirumah heechul dan min rae. Sekarang dua sudah mau pergi meninggalkan kamarnya untuk makan atau sekedar duduk diteras rumah tersebut. Ia juga sering berbicara dengan heechul walau hanya obrolan biasa saja.

“ya~ kau sudah sehat sekarang, kenapa kau tidak mau memberitahu kami dimana rumahmu?? Aku sudah mulai lelah akan hal ini.” Ucap ji yong terlihat sangat kesal. Min rae menatapnya lalu meneruskan makanya.

“aku tidak ingin memberitahumu sekarang.” Jawab min rae pelan.

“ahh, kau membuatku kesal!” sahut ji yong meletakan sumpitnya diatas meja. Heechul menatapnya tajam.

“sudahlah, suatu saat nanti dia pasti akan menceritakannya.” Ucap heechul menengahkan mereka.

“tapi hyung, dia itu merepotkan kita sudah lebih dari 3 bulan ini, kalau kupikir karena dia juga soo bin tidak mau tinggal disini.” Sahut ji yong semakin kesal. Heechul dan min rae diam.

“jangan bicara seperti itu ji yong!” ucap heechul cepat.

“kalau bukan karena dia, kenapa? Bahkan malam itu kau mencarinya ditempat kerjanya dia sudah tidak ada, dan kau menelpon rumahnya dia belum pulang. Kau bilang dia menurut akan perintahmu, tapi apa yang terjadi?? Aku bingung!” cerita ji yong panjang lebar.

“cukup! Aku tidak mengenal perempuan itu, wajahnya membuatku takut!” ucap min rae meninggalkan meja makan sementara ji yong dan heechul menatapnya aneh.

*

Siang ini, ji yong keluar kantor untuk beristirahat makan siang. Ia mencari tempat makan yuang menurutnya nyaman. Diperjalanan, ia melihat perempuan memakai blazer coklat sedang berjalan melewati halte. Ji yong tersenyum berjalan menghampirinya.

“soo bin-ah, kemana saja kau?? Hyung mencarimu dan tidak menemukanmu.” Panggil ji yong yang membuat soo bin sedikit kaget.

“ahh, ji yong-ie, aku? Aku masih bekerja seperti biasa, seperti yang kau tahu tugasku disini masih satu bulan lagi.” Jawab soo bin ramah.

“lalu kau tinggal dimana sekarang??” tanya ji yong sambil mengajaknya ke sebuah restoran seafood di sebrang jalan.

“aku menyewa flat didekat tempat kerjaku.” Jawab soo bin tersenyum.

“kenapa kau tidak kerumahku saja?” tanya ji yong lagi.

“ji yong-ie, jika aku kembali kesana aku akan mengganggu kalian, lagipula rumah kalian sudah cukup ramai kan?” ucap soo bin lagi-lagi tersenyum menutuk kekecewaannya lalu duduk disebuah kursi di restooran yang masih terlihat sepi itu.

“kau cemburu pada perempuan itu?” tanya ji yong dengan tatapan serius. Soo bin terdiam.

“hhh, ji yong-ie, kau tahu apa?? Tapi sepertinya memang kakakmu menyukai perempuan itu. Perempuan itu cantik dan jika hyung-mu menyukainya, aku juga setuju.” Jawab soo bin santai.

“jangan membohongiku, aku tahu selama ini kau memendam perasaan padanya kan?? Matamu tidak bisa berbohong.” Sahut ji yong cepat.

“mungkin aku belum pantas untuknya.” Ucap soo bin pelan menatap keluar restoran itu.

*

“kau mau menceritakan padaku tentang kehidupanmu? Atau mungkin tentang kenapa kau bisa tenggelam?” tanya heechul sabar kepada min rae yang duduk ditempat tidurnya.

“aku.... orang tuaku berniat ingin membunuhku.” Jawab min rae pelan sambil menunduk. Heechul kaget mendengar pernyataan min rae.

“mem..bunuh?? kenapa?” tanya heechul bingung.

“karena.. aku tidak ingin dipaksa menikah. Aku muak, lalu..lalu aku pergi dari rumah, dan mereka mengejarku hingga ke pantai, dan, dan aku berlari kelaut dan dan mereka menenggelamkanku disana. Aku.. aku takut....” cerita min rae mulai tidak bis amenahan emosinya. Matanya semakin lebar lalu air matanya menetes deras. Dengan tenang heechul langsung memeluknya.

“maafkan aku.” Ucap heechul pelan mengusap pelan rambut min rae.

*

“lalu apakah dia akan kembali kesini?” tanya heechul setelah mendengar cerita ji yong sudah bertemu dengan soo bin.

“tidak, dia tidak mau kesini lagi karena perempuan itu.” Jawab ji yong cepat.

“kenapa kau jadi membenci min rae??” tanya heechul sedikit berteriak.

“dia sudah merepotkan kita, aku pikir selama ini dia berpura-pura sakit agar bisa tinggal dengan kita. Aku tidak suka wanita pembohong seperti dia!” jawab ji yong juga berteriak. Sementara dari balik tangga min rae mendengar semuanya.

*

“penantianku sepertinya akan berakhir beberapa hari nanti, tinggal menunggu sebuah berita yang membuat hatiku sedikit remuk. Hhh, kenapa kau bisa menharapkanmu padahal hatimu dimiliki orang lain. Aku terlalu bodoh??” gumam soo bin sendirian sambil menatap sebuah foto yang sama seperti foto di kamar heechul. Matanya sedikit basah, namun bibirnya masih mengguratkan senyumannya.

*

Soo bin baru saja keluar dari gedung kantornya. Ia berjalan cukup sumringah sambil membawa tas birunya. Matanya sedikit terbelalak melihat min rae yang berjalan sangat pelan. “dia sudah sembuh?”

“yaa~ kau perempuan yang berada dirumah ji yong kan? Sedang apa disini?” tanya soo bin menghampiri min rae. Min rae menghentikan langkahnya lalu menatap lengan soo bin yang sudah sembuh. Min rae lalu melanjutkan langkahnya tanpa bicara. “ya~ kau ingat aku kan? Kau mau kemana? Nanti kau dicari heechul.” Teriak soo bin mengejar min rae.

“aku ingin mencari kehidupanku.” Jawab min rae pelan masih terus melangkah.

“min rae-ah, kau mau kemana? Jangan pergi sendirian.” Suara seorang lelaki menghampiri min rae lalu memeluknya. Soo bin melihat kejadian itu, getaran dihatinya mengguratkan kepedihan yang sangat mendalam.

“sekarang kita pulang yaa..” ucap heechul menatap mata min rae yang sayu. Min rae tidak menyaut namun mengikuti langkah heechul yang sepertinya tidak menyadari kehadiran soo bin disana.

*

“sekarang kami ingin bertanya padamu.” Ucap heechul malam itu ketika ji yong dan min rae berkumpul. “dimana alamat kedua orang tuamu?” tanya heechul pelan.

“distrik 8 seoul.” Jawab min rae pelan sambil menunduk.

“kau masih dendam dengan kedua orang tuamu?” tanya ji yong sedikit dengan nada tidak sopan. Min rae hanya diam tidak menjawab.

“yaa~ tunggu sebentar, waktu itu kau pernah hampir membunuh soo bin, ada hubungan apa kau dengan soo bin?” tanya ji yong lagi.

“aku.. aku pernah melihat perempuan itu di pantai sebelum aku tenggelam. Dia sedanng berjalan melewati pantai dan melihat upaya orang tuaku untuk membunuhku, tapi ia tidak menolongku dengan santainya dia pergi meninggalkan pantai dan tidak kembali.” Cerita min rae pelan. Heechul dan ji yong hanya saling tatap.

“kau benar-benar dendam dengan orang tuamu? Tidak sedikit pun kau merindukannya??” tanya ji yong lagi. Min rae hanya menggeleng.

“tidak ada anak yang membenci kedua orang tuanya. Kau harus berjanji kau akan pulang jika aku menemukan kedua orang tuamu.” Sahut heechul mengusap pelan rambut min rae. Min rae hanya mengangguk pelan meneteskan air matanya.

*

flower beach (part.2)

“heechul-shi belum pulang?” tanya seorang perempuan berambut panjang dengan ikatan kuda diatas kepalanya masuk kedalam rumah malam itu ketika ji yong membukakan pintu untuknya.

“seperti tidak tahu hyung saja.” Sahut ji yong santai. Perempuan yang bernama soo bin itu langsung duduk diruang tamu. “tidak ada yang berubah.” Ucapnya memperhatikan seisi kamar.

“aku akan mandi dulu, aku baru saja pulang dari pekerjaanku.” Ucap ji yong melingkarkan handuk dilehernya. Soo bin hanya tersenyum mengiyakan.

Soo bin, perempuan yang bekerja sebagai pemotret profesional dan memiliki sebuah musium foto kecil di seoul terlihat sangat santai malam ini. Ia membawa tasnya keatas lalu masuk kedalam kamar. Ia memperhatikan seorang perempuan yang terdiam diatas tempat tidurnya. Dengan perlahan, ia mendekati perempuan itu dan memperhatikannya dengan cara seksama.

“kau siapa?” tanya soo bin pelan masih memperhatikan perempuan itu. Perempuan itu hanya diam namun matanya tertuju ke wajah soo bin. Raut wajah perempuan itu berubah seketika ketika melihat wajah soo bin.

“pergi kau!! Aku tidak mau melihatmu lagi, kau jahat! Pergilah..” teriak perempuan itu mendorong soo bin. Hampir saja soo bin jatuh.

“tenanglah, kau kenapa?” ucap soo bin memegang pundak perempuan itu berusaha untuk menenangkannya.

“pergi kau, aku membencimu, kau tidak boleh mendekatiku.” Ucap perempuan itu lagi seketikan mengambil pisau buah diatas meja kecil lalu menggoreskannya ke lengan kanan soo bin.

“awwwww~~” teriak soo bin seketika darah dari lengannya menetes.

“ada apa ini?” tanya ji yong memasuki kamar itu. Ia terlihat kaget ketika soo bin bersimbah darah. Saat itu perempuan itu terlihat menangis lalu melempar pisau yang berada ditangannya.

“kau tidak apa-apa?” tanya ji yong. “apa yang kau lakukan? Tidak seharusnya kau begini, dia temanku.” Ucap ji yong membentak perempuan itu.

“sudahlah, aku tidak apa-apa.” Jawab soo bin tersenyum lalu pergi membersihkan lukanya.

“maaf aku sudah membentakmu, tapi aku tidak suka kau seperti ini.” Ucap ji yong pelan duduk dihadapan perempuan itu yang kembali diam menatap kosong kedepan.

*

“apa lukamu tidak apa-apa?” tanya heechul ketika ia melihat soo bin sedang memerban lukanya. Soo bin hanya tersenyum.

“sepertinya aku akan kembali kerumah orang tuaku saja sekarang, aku tidak enak pada perempuan itu.” Ucap soo bin mengambil blazernya.

“sudah malam.” Sahut ji yong turun dari kamarnya.

“dia benar, menetaplah disini, kau bisa tidur dikamarku. Aku akan tidur dengan ji yong.” Heechul menambahkan.

“sepertinya perempuan itu tidak menyukaiku, aku takut akan terjadi sesuatu padaku atau dirinya.” Ucap soo bin pelan.

“kau harus menetap disini malam ini.” Pinta heechul meluluhkan hati soo bin. Soo bin hanya diam tiidak menanggapi permintaan heechul. “pergilah kekamarku dan beristirahatlah, aku tahu kau lelah menuju kesini.” Soo bin berjalan pelan meninggalkan heechul dan ji yong.

*

Soo bin masuk kedalam sebuah kamar yang sangat gelap. Tangannya menjalari dinding mencari saklar lampu. Seketika ruangan itu menjadi terang. Kamar yang penuh dengan unsur biru muda itu terlihat sangat nyaman dilengkapi sebuah lemari kecil disudut kamar itu. Jendela disebelah lemari itu terlihat terang terkena cahaya dari luar. Soo bin menghampiri sebuah meja yang dipenuhi beberapa buku dan sebuah foto diatasnya. Foto yang diambil dua tahun yang lalu, ia masih ingat saat itu heechul mengajaknya kesebuah rumah musim semi dipulau jeju.

“sampai kapan aku menunggumu?” ucap soo bin pelan tersenyum memandangi foto itu. Ia meletakan kembali foto itu diatas meja lalu duduk dipinggir tempat tidur. “mungkin saja kau memang ditakdirkan bukan untukku.” Soo bin membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur itu lalu terlelap.

*

“waahh, sarapan sudah siap. Kau benar-benar hebat hyung.” Sahut ji yong memperhatikan meja makan yang sudah penuh dengan berbagai makanan yang terlihat lezat.

“cepatlah panggil soo bin, ajak dia makan bersama kita pagi ini.” Pinta heechul memberikan sentuhan terakhir dimeja makan. Ji yong hendak keatas namun soo bin sudah melangkah turun dari kamarnya.

“bagaimana tidurmu?” tanya heechul tersenyum senang.

“nyaman, maaf membuatmu tidur diruang tamu.” Jawab soo bin tersenyum.

“sudahlah, ayo kita makan.” Ajak heechul tersenyum lalu duduk disebelah ji yong untuk makan bersama.

“oh iya, ji yong. Sisakan makanan untuk perempuan itu. Lalu bawa makanannya itu kekamarnya.” Suruh heechul belum menelan seluruh makanannya.

“tidak usah.” Sahut seorang perempuan dengan nada sangat lirih berjalan pelan menuju meja makan. Matanya masih menatap kosong kedepan.

“whoa.. akhirnya kau keluar dari kamarmu.” Sahut ji yong antusias. Perempuan itu duduk dihadapan heechul tepat disebelah soo bin. Soo bin sedikit takut ketika perempuan itu menatap luka di lengannya.

“makanlaah..” ji yong memberikan nasi dan kimchi kedalam mangkuk dihadapan perempuan itu. Perempuan itu hanya diam sampai mereka semua selesai makan.

“kau tidak mau makan?” tanya ji yong bingung. Soo bin juga ikut menatapnya bingung.

“biar aku suapi.” Heechul mengambil sendok lalu menyuapi perempuan itu pelan-pelan. Tatapan mata perempuan itu masih kosong. Sementara soo bin memalingkan wajahnya ketempat lain.

“aku harus pergi kerja sekarang, sampai jumpa.” Soo bin meneguk air putihnya lalu mengambil blazer dan tasnya meninggalkan mereka.

“kau juga harus pergi sekarang ji yong.” Ucap heechul masih sibuk menyuapi perempuan itu.

“baik hyung, sampai nanti.” Ji yong pergi meninggalkan mereka.

“ada yang mau kau ucapkan?” tanya heechul pelan kepada perempuan itu. Perempuan itu masih diam tidak menggubrisnya.

“sepertinya masih sama..” gumam heechul pasrah.

*

Sore ini ji yong pulang lebih cepat dari pekerjaannya sebagai sebuah pengedit musik disebuah perusahaan rekaman. Ia terlihat sangat senang sambil membawa sebuah kantung plastik putih berisi penuh dengan makanan. Matanya tiba-tiba terbelalak ketika melihat sebuah kecelakaan besar didekatnya. Dengan cepat, ia melangkahkan kakinya menghampiri kejadian yang begitu cepat itu. Beberapa orang juga sudah berkumpul. Ji yong mendekatkan tubuhnya hingga ia melihat sepasang korban yang terkapar dijalanan dengan bersimbah darah. Ambulans mulai datang dan dua korban yang sepertinya sudah tidak bernyawa lagi itu dimasukan kedalamnya.

“kwon hyun woo.. lim hye min...” gumam ji yong membaca sebuah tanda pengenal yang berada dijalan itu. Wajahnya terlihat seperti berpikir namun hilang ketika seorang polisi mengambil kartu tanda pengenal itu.

*

“masuklah kekamarmu, disini dingin kau bisa kedinginan.” Pinta heechul kepada perempuan itu yang masih duduk diruang makan tersebut. Perempuan itu masih saja diam. “ayo biar aku gendong.” Ucap heechul memapah perempuan itu kepunggungnya. Dari ruang tamu, soo bin yang baru pulang menyaksikan kejadian itu yang membuat hatinya sedikit tercabik.

“kau kenapa?” tanya ji yong yang baru sampai kepada soo bin yang terdiam.

“ahh, tidak apa-apa.” Jawab soo bin kaget namun berusaha tersenyum lalu pergi kekamarnya.

*

“kau belum tidur?” tanya heechul yang sedang membaca buku sambil membaringkan tubuhnya diatas sofa.

“aku belum mengantuk hyung.” Jawab ji yong tersenyum meneguk segelas air putih lalu duduk dihadapan heechul. “hyung, kapan kau segera menikahi soo bin?” tanya ji yong membuat heechul menatapnya.

“apa maksudmu?? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya, kenapa kau menanyakan tentang pernikahan?” heechul berbalik bertanya dengan tatapan santai.

“sepertinya dia sangat mengharapkanmu hyung, lagipula kau juga sangat cocok dengannya.” Jawab ji yong sedikit berpikir.

“hhh, ada-ada saja kau, bagiku dia itu adikku. Lagipula dia terlalu muda untukku.” Sahut heechul tersenyum meneruskan membacanya.

“muda??” tanya ji yong bingung.

“umurnya hanya terpaut satu tahun denganmu.” Sahut heechul cepat. ji yong hanya mengangguk pelan.

“tapi ada apa dengan masalah umur?” tanya ji yong lagi.

“sudahlah, kau banyak bertanya.” Sahut heechul pergi menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu.

*

“kau belum tidur?” tanya heechul ketika maemasuki kamarnya dan melihat soo bin sedang terdiam duduk didekat jendela. Ia sedikit kaget lalu berbalik tersenyum menatap heechul.

“beristirahatlah, kau pasti lelah.” Suruh heechul mengambil sesuatu dimeja kecil sebelah tempat tidur. Soo bin hanya menatapnya lalu berbalik kembali menatap jendela. “kau kenapa? Ada masalah?” tanya heechul menatapnya.

“tidak. Aku akan pulang besok. Aku cukup lelah hari ini.” Ucap soo bin menuju tempat tidurnya lalu menyelimuti dirinya sendiri.

“kau terlihat berbeda seperti biasanya.” Gumam heechul.

“kau menyadarinya?” tanya soo bin memejamkan matanya.

*

flower beach (part.1)

G-DRAGON (KWON JI YONG), HEECHUL SUPER JUNIOR, KWON MIN RAE (EFRILIA INDAH PERTIWI), SOO BIN (SHANICA INDRATAMI)

“selamat pagi..” Ji yong memasuki sebuah kamar yang terlihat masih gelap sambil membawa sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air putih. Ia tersenyum meletakan nampan itu disebelah tempat tidur lalu membuka korden putih disudut kamar tersebut.

“sudah pagi, bukalah matamu, matahari pagi sangat baik untuk kesehatan.” Ucapnya lagi ketika melihat seorang perempuan yang terbaring diatas tempat tidur membersihkan matanya. Perempuan itu menatap ji yong nanar lalu diam.

“makanlah, atau kau mau aku suapi??” tanya ji yong duduk di pinggir tempat tidur itu. Perempuan itu masih diam. Matanya menatap kosong kedepan.

“huh, dia masih saja seperti ini.” Gumam ji yong sedikit kesal lalu secara perlahan menyuapi bubur itu.

“lelaki ini adalah pahlawanku, hingga akhirnya aku terduduk ditempat tidur ini sebelum sebuah kejadian mengerikan itu terjadi. Saat itu aku tidak tahu apakah nyawaku masih tersisa atau tidak. Lelaki ini yang menolongku ketika aku hampir saja mati diterjang ombak dipantai di chokseo. Sudah lebih dari 3 bulan ia dan kakaknya merawatku dengan sabar.”

“baiklah, sudah habis, makanmu lebih banyak dari biasanya, aku harus pergi sekarang. Heechul hyung ada dirumah hari ini, jadi kau dijaga olehnya. Yaa, kuharap hari ini kau akan mengeluarkan sedikit suaramu. Hehee.” Ucap ji yong ketika mangkuknya hampir habis lalu keluar kamar meninggalkan perempuan itu sendirian.

*

“kau ingin pergi lagi?” tanya heechul ketika melihat ji yong sudah rapi turun dari kamarnya.

“ne hyung, setelah pulang dari pekerjaanku aku akan kembali mencari identitas perempuan itu.” Jawab ji yong tersenyum mengambil sebuah roti diatas meja makan.

“kau harus mencarinya, aku yakin keluarganya mencarinya.” Sahut heechul meletakan piring yang daritadi ia bersihkan. “apa kau akan memeriksakannya lagi?”

“tidak hyung, sudah 3 kali kita memeriksakannya tapi dokter mengatakan dia tidak apa-apa, aku bosan.” Jawab ji yong santai.

“kau benar, aku berharap kau segera menemukan kerabatnya.” Sahut heechul tersenyum. Ji yong hanya tersenyum menanggapinya.

*

Perempuan itu masih duduk diatas tempat tidurnya, matanya masih menatap kearah depan dengan tatapan kosong. Ia terlihat sedang mengingat sesuatu.

“jika hari itu tidak datang, pasti aku tidak seperti ini sekarang. Kenapa mereka berniat ingin membunuhku? Kenapa mereka tidak menyayangiku, semuanya. Keluargaku, teman temanku, dan semuanya. Kenapa?? Aku benci kalian.” Gumam perempuan itu dengan volume yang hampir tidak terdengar. Perempuan itu terdiam kembali namun dengan seketika ia berteriak sangat kencang. Heechul yang mendengarnya dari dapur langsung berlari menuju kamar perempuan itu.

“kau kenapa?” tanya heechul terlihat bingung melihat perempuan itu yang memegangi rambutnya. “jawab pertanyaanku, kau tidak apa-apa kan?” heechul langsung memeluk perempuan itu dan mengusap perlahan rambutnya. Secara perlahan perempuan itu diam dan terlihat tenang dipelukan heechul. “sudahlah, ada aku disini. Aku tahu kau trauma, tapi selama kau disini kau tidak akan kenapa-kenapa.”

Heechul membaringkan kembali perempuan itu ditempat tidur lalu menyelimutinya. “daripada kau ketakutan, lebih baik kau tidur saja, nanti sore aku akan membuatkan makanan yang enak untukmu.” Ucap heechul tersenyum.

*

“bagaimana?” tanya heechul kepada ji yong ketika malam ini ji yong baru saja pulang.

“belum hyung, aku tidak tahu namanya makanya aku bingung bagaimana cara mencari keluarganya. Aku sudah menanyakannya ke polisi, namun polisi berkilah tidak ada yang tenggelam hari itu. Hhh, aku jadi bingung harus bagaimana lagi.” Jawab ji yong panjang lebar meminum segelas air putih.

“mungkin butuh waktu untuk perempuan itu berkata sendiri siapa dirinya.” Ucap heechul berusaha menepuk pundak ji yong. “oh iya, besok malam, soo bin datang kesini.”

“wae?? Kenapa dia datang lagi kesini? Diusir oleh ayahnya lagi?” tanya ji yong dengan nada bercanda.

“jangan bicara seperti itu, ini juga rumah dia. Katanya dia akan menginap sebentar dirumah kita, dia ada proyek pemotretan disekitar sini.” Sahut heechul dengan nada dewasanya.

“ahh, hyung tapi kamar yang biasa dia tempati kan ditempati perempuan itu.” Sahut ji yong cepat.

“dia akan tidur dikamarku, sementara aku akan tidur diruang tamu atau ruang tengah. Itu semua gampang.” Jawab heechul tersenyum.

“kau bisa tidur dikamarku kalau begitu.” Sahut ji yong datar meninggalkan heechul menuju kamarnya.

Ji yong menaiki tangga lantai dua rumahnya. Terlihat terang dihiasi lampu lampu kecil didua tembok yang membatasinya. Ia melihat kamar perempuan itu sedikit terbuka. Ji yong yang terlihat lelah memasuki kamar itu, ia melihat perempuan itu sudah terlelap dalam mimpinya.

“selamat tidur.” Ucap ji yong tersenyum mengusap lembut rambut perempuan itu.

*