Pertama-tama saya, selaku
satu-satunya writer di blog ini mengucapkan terimakasih sudah membaca atau
sekedar mampir tanpa meninggalkan comment. Saya tahu siapa saja yang membaca
semua tulisan di blog ini, terima kasih banyak. Saya minta maaf juga kalo
jarang update karena terhalang kesibukan dan minta maaf juga kalo tulisan di
blog ini ada yang tidak bagus. Saya hanya menulis mengikuti mood saya dan
imajinasi saya. Untuk fanfiction yang ini menurut saya memang tidak terlalu
bagus tapi saya akan senang karena bisa membagikan ini kesemua readers yang
mampir. Next, mungkin kalau sempat saya akan membuat sequelnya he..hee.. happy
december semuanya! Be warm and happy reading J
Title: Warm Winter
Length: One Shoot
Genre: Romance, Family
Cast: IKON Song Yunhyeong
IKON Kim Jinhwan
Song Eun Young (OC)
Satu jam berselang,
salju yang perlahan turun diawal bulan Desember mempercantik
lampu-lampu yang dihias warna-warni untuk menyambut natal. Didepan sebuah kedai
kopi yang dipenuhi oleh orang-orang yang menunggu salju berhenti, perempuan
mengenakan coat coklat dan syal
dengan warna senada sedang berdiri dengan wajah kesal sambil sesekali
memperhatikan jam dari layar ponselnya. Ia sudah berdiri disana sejak satu jam
yang lalu tanpa berniat untuk sekedar masuk ke dalam kedai kopi tersebut.
“eun young-ah....”
suara seorang lelaki melambai dengan senyum manisnya kearah perempuan itu. eun
young, begitu nama yang terdengar dari lelaki yang mengenakan coat biru dongker sambil membawa sebuah
payung hitam ditangannya. Lelaki itu sedikit berlari mengampiri eun young yang
masih memasang wajah ketusnya. “mianhae~” ucap lelaki itu lagi mengusap lembut
rambut eun young tanpa menghilangkan senyum manisnya.
“kau setidaknya
menghubungiku jika tidak bisa menjemputku, aku tidak seharusnya menunggumu disini
‘kan?” balas eun young meraih payung yang ada ditangan lelaki ini.
“kau kesal padaku?”
lelaki itu memanyunkan bibirnya seakan tidak kehilangan aegyo-nya.
“oppa! Berhentilah
seperti itu. aku merasa gagal menjadi perempuan.” Eun young tersenyum menepuk
pelan dada lelaki itu.
Ditengah salju yang
masih terus turun, sepasang manusia berjalan melewati jalanan yang basah
dibawah payung hitam dengan kedua lengan yang bertautan.
*
“kau pulang dengan
jinhwan?” suara seorang lelaki dengan hoodie putih polos sambil memegang sebuah
novel ditangannya ketika eun young baru saja masuk kedalam rumah. Eun young
hanya mengangguk pelan membuka sepatunya. “kau masih berhubungan dengannya?”
tanya lelaki itu lagi tanpa mengalihkan pandangannya kearah eun young.
“kau sama seperti
eomma” sahut eun young dengan nada kesal.
“sejak eomma tidak
ada disini, kau jadi tanggung jawabku sepenuhnya, yeong-ie.” Lelaki dengan
wajah yang sangat tampan ini berbicara dengan nada rendah.
“kalau begitu
pergilah.” Eun young kesal lalu masuk dan menutup pintu kamarnya.
Sudah hampir satu
tahun, eun young hanya hidup berdua dengan kakak lelakinya, yunhyeong. Eommanya
pergi meninggalkan mereka berdua hanya demi laki-laki lain dan menelantarkan
kedua kakak beradik ini. Ayah eun young sudah meninggal karena penyakit stroke
yang dideritanya sejak 1,5 tahun yang lalu. eun young selalu berkata bahwa
penyebab kematian ayahnya adalah ibunya yang pergi demi lelaki lain. Bahkan
sampai sekarang, eun young tidak pernah lagi mengakui ibunya sendiri. Ia bahkan
mengubur dalam-dalam semua memori dirinya bersama ibunya.
Song yunhyeong,
kakak lelaki eun young yang sangat menyayangin eun young. Dibanding eun young,
ia adalah orang yang paling terpukul ketika mengetahui eommanya pergi demi
lelaki lain. yunhyeong bahkan sempat meninggalkan rumah untuk beberapa hari
hanya untuk menyembunyikan perasaan sakitnya dari adik perempuannya. Karena
rasa sayangnya kepada eun young yang sangat besar, yunhyeong kembali lagi
kerumah dan berjanji pada dirinya sendiri ia akan merawat eun young hingga ia
beranjak dewasa.
*
“sepertinya kita
harus membeli pohon natal yang baru.” Ucap yunhyeong sambil membuka kotak pohon
natal dengan warna emas dihiasi pita berwarna senada.
“oppa, apakah aku
boleh mengajak jinhwan oppa merayakan natal bersama disini?” eun young
bersandar disudut pintu kamarnya sambil memperhatikan yunhyeong yang sibuk
mempersiapkan pohon natal.
“ani.” Sahut
yunhyeong cepat tanpa memandang eun young.
“oppa! Jinhwan oppa
itu orang baik, kenapa kau malah membencinya.” Eun young protes dengan suara
yang tinggi, membuat yunhyeong menatapnya.
“sudahlah, temani
oppa membeli pernak-pernik natal. Kajja!” yunhyeong meraih coat merahnya lalu
menarik eun young pergi dengannya.
*
Sisa-sisa salju
masih bertebaran dipinggir-pinggir jalan disekitar seoul. Jalan-jalan yang
dilewati kendaraan dan para pejalan kaki juga masih basah akibat salju yang
turun semalam. Beberapa pohon kering terlihat indah ditemani beberapa dekorasi
berwarna merah dan hijau disekelilingnya. Toko-toko disekelilingnya juga
bersolek seakan siap menyambut natal yang akan datang 2 minggu lagi.
Yunhyeong dan eun
young masuk kedalam sebuah toko hadiah yang cukup besar yang dipenuhi dengan
ornamen kayu dan dihiasi dengan lampu-lampu yang berwarna cerah. Yunhyeong
langsung mencari pohon natal disudut toko sementara eun young melihat
pernak-pernik hiasan untuk pelengkap pohon natal tersebut.
“eun young-ah.”
Seorang lelaki dengan syal berwarna merah yang melingkar dilehernya menepuk
pundak eun young. Eun young sedikit tersentak lalu membalikan badannya,
wajahnya langsung berbinar ketika melihat jinhwan berdiri dihadapannya.
“oppa kau disini?”
tanya eun young antusias.
“hm, kau
sendirian?”
“aniyo, aku dengan
oppa.” Jawab eun young melirik kearah yunhyeong yang cukup jauh dari mereka
berdua.
“aku ingin
mengajaknya ke cafe itu jika kau sendirian disini.” Jinhwan tersenyum sambil
menunjuk sebuah cafe yang tepat berada disebrang toko hadiah ini.
“mianheyo oppa, kau
tahu yunhyeong oppa kan.” Ucap eun young sedikit merasa bersalah.
“gwenchana, mungkin
lain kali.” Jinhwan mengusap rambut eun young sambil tersenyum.
“jangan menyentuh
adikku!” yunhyeong tiba-tiba sudah berada diantara mereka. Ia menatap jinhwan
sinis lalu meraih tangan eun young.
“oppa! Apa-apaan
ini.” Eun young berusaha melepaskan genggaman tangan yunhyeong.
“jinhwanie, kau
sudah selesai memilih pernak-pernik natalmu?” suara seorang perempuan membuat
eun young dan yunhyeong terdiam. Mata mereka menatap keseorang wanita paruh
baya dengan coat bulu dilehernya.
“eomm......” ucap
yunhyeong tertahan.
“sudah saatnya kita
pergi jinhwanie.” Perempuan paruh baya itu berbalik pergi meninggalkan kakak
adik itu diikuti oleh jinhwan.
*
Suara bantingan
pintu terdengar jelas ketika yunhyeong dan eun young baru saja sampai rumah.
Eun young langsung masuk kedalam kamarnya, ia benar-benar kesal melihat kembali
wajah ibunya setelah hampir 1 tahun ia dan ibunya tidak pernah bertemu.
Sementara yunhyeong membanting tubuhnya di sofa abu-abu yang berada diruang
tengan rumahnya. Yunhyeong merebahkan tubuhnya sambil menutup wajahnya dengan
salah satu lengannya. Perasaannya sama dengan eun young, ia bahkan tidak pernah
membayangkan jika ia harus bertemu dengan orang yang pernah ia panggil eomma
lagi hari ini. Bahkan ia juga harus bertemu jinhwan, orang yang juga ia benci.
*
Matahari sore mulai
menampakan dirinya. Sinarnya mulai berpantulan melelehkan salju yang semakin
sering turun menemani kota seoul yang selalu sibuk. Eun young sedang berjalan
pelan melewati sungai han sambil membawa kantong plastik berisi persiapan natal
yang semakin dekat. Wajahnya terlihat sangat muram, ia bahkan jarang bicara
akhir-akhir ini. Pertemuannya dengan ibunya 3 hari lalu masih membekas
dipikirannya. Bahkan, ibunya tidak menyapa dirinya dengan yunhyeong dan
langsung pergi tanpa menatap mereka.
Jinhwan juga tidak
pernah menghubungi eun young lagi sejak kejadian itu. seberapa banyak eun young
menghubunginya, tidak ada jawaban sama sekali dari jinhwan. Pesan singkat eun
young pun tidak pernah dibalas. Eun young mulai bertanya-tanya, sebenarnya ada
hubungan apa antara jinhwan dengan ibu kandungnya.
*
“oppa.” Eun young
masuk lalu meletakan belanjaannya diatas meja.
“o, kau sudah
pulang. Lihat, bagus ‘kan?” yunhyeong tersenyum sambil menunjuk pohon natal
yang berdiri manis disudut ruangan dengan warna-warni cahaya lampu membuat
pohon natal itu terlihat sangat indah.
“oppa, kau tahu ada
hubungan apa eomma dengan jinhwan oppa?” pertanyaan eun young membuat yunhyeong
terdiam. “oppa, malhae!” lanjut eun young.
“oppa tidak tahu.”
Yunhyeong membereskan sisa-sisa pernak-pernik tanpa menatap ke arah eun young.
“kau berusaha
menyembunyikannya ‘kan?” tanya eun young lagi sambil melangkah menghampiri
yunhyeong. “kau sudah tahu semuanya ‘kan?”
“mian, young-ie.
Aku hanya tidak ingin menyakitimu.” Ucap yunhyeong menatap kewajah nanar
adiknya.
“jadi.....
benar......” yunhyeong menatap nanar kakaknya.
“ehm, jinhwan appa
adalah suami eomma sekarang. Eomma pergi meninggalkan kita hanya demi lelaki
itu, jinhwan appa.” Yunhyeong menjelaskan semuanya. “maaf aku baru
memberitahumu sekarang. Bahkan ketika aku tahu kau berpacaran dengan lelaki
itu, oppa tidak sanggup memberitahumu saat itu. oppa hanya bilang oppa
membencinya tanpa memberitahumu alasannya. Oppa cuma tidak ingin membuatmu
tambah membenci eomma.” Yunhyeong menghampiri eun young lalu memeluknya.
“jinhwan oppa
menjauhiku.” Sahut eun young pelan.
“mereka pergi untuk merayakan natal ke
Belanda. Lupakanlah, dia bukan lelaki yang baik.” Yunhyeong melepaskan
pelukannya. “setelah kejadian waktu itu, oppa melihatnya pergi dengan seorang
perempuan lalu oppa menghampirinya dan memukul wajahnya.” Lanjut yunhyeong.
“oppa! Kau
benar-benar.” Sahut eun young menahan tawanya.
“sekarang, lupakan
lelaki itu. Kau harus melanjutkan hidupmu, tahun depan kau harus kuliah kan.” Yunhyung
mengambil sebuah kotak merah dari atas meja lalu memberikannya kepada eun
young.
“apa ini oppa?”
tanya eun young antusias.
“bukalah.”
“aku tidak mau
membukanya sekarang, aku akan membukanya saat natal nanti. Gomawo oppa, kau
benar-benar malaikat penjagaku. Aku benar-benar menyayangimu.” Eun young
tersenyum memeluk yunhyeong lalu mengecup pipi yunhyeong senang.
*
“oppa!!!!!!!” suara
eun young membangkitkan suasana pagi ketika ia mendengar suara bel rumahnya
berbunyi. Bel itu terus berbunyi, dengan malas eun young bangkit dari kasurnya
menuju pintu. “seharusnya ia tidak pergi sepagi ini saat natal” gumam eun young
dengan mata yang masih berat untuk terbuka, eun young membukakan pintu.
“ini benar rumah
yunhyeong hyung?” suara lelaki itu membuat mata eun young terbelalak.
***
No comments:
Post a Comment