Laman

December 1, 2014

[FF] Warm Winter (Oneshoot)

Pertama-tama saya, selaku satu-satunya writer di blog ini mengucapkan terimakasih sudah membaca atau sekedar mampir tanpa meninggalkan comment. Saya tahu siapa saja yang membaca semua tulisan di blog ini, terima kasih banyak. Saya minta maaf juga kalo jarang update karena terhalang kesibukan dan minta maaf juga kalo tulisan di blog ini ada yang tidak bagus. Saya hanya menulis mengikuti mood saya dan imajinasi saya. Untuk fanfiction yang ini menurut saya memang tidak terlalu bagus tapi saya akan senang karena bisa membagikan ini kesemua readers yang mampir. Next, mungkin kalau sempat saya akan membuat sequelnya he..hee.. happy december semuanya! Be warm and happy reading J


Title: Warm Winter
Length: One Shoot
Genre: Romance, Family
Cast: IKON Song Yunhyeong
   IKON Kim Jinhwan
     Song Eun Young (OC)


Satu jam berselang, salju yang perlahan turun diawal bulan Desember mempercantik lampu-lampu yang dihias warna-warni untuk menyambut natal. Didepan sebuah kedai kopi yang dipenuhi oleh orang-orang yang menunggu salju berhenti, perempuan mengenakan coat coklat dan syal dengan warna senada sedang berdiri dengan wajah kesal sambil sesekali memperhatikan jam dari layar ponselnya. Ia sudah berdiri disana sejak satu jam yang lalu tanpa berniat untuk sekedar masuk ke dalam kedai kopi tersebut.

“eun young-ah....” suara seorang lelaki melambai dengan senyum manisnya kearah perempuan itu. eun young, begitu nama yang terdengar dari lelaki yang mengenakan coat biru dongker sambil membawa sebuah payung hitam ditangannya. Lelaki itu sedikit berlari mengampiri eun young yang masih memasang wajah ketusnya. “mianhae~” ucap lelaki itu lagi mengusap lembut rambut eun young tanpa menghilangkan senyum manisnya.

“kau setidaknya menghubungiku jika tidak bisa menjemputku, aku tidak seharusnya menunggumu disini ‘kan?” balas eun young meraih payung yang ada ditangan lelaki ini.

“kau kesal padaku?” lelaki itu memanyunkan bibirnya seakan tidak kehilangan aegyo-nya.

“oppa! Berhentilah seperti itu. aku merasa gagal menjadi perempuan.” Eun young tersenyum menepuk pelan dada lelaki itu.

Ditengah salju yang masih terus turun, sepasang manusia berjalan melewati jalanan yang basah dibawah payung hitam dengan kedua lengan yang bertautan.

*

“kau pulang dengan jinhwan?” suara seorang lelaki dengan hoodie putih polos sambil memegang sebuah novel ditangannya ketika eun young baru saja masuk kedalam rumah. Eun young hanya mengangguk pelan membuka sepatunya. “kau masih berhubungan dengannya?” tanya lelaki itu lagi tanpa mengalihkan pandangannya kearah eun young.

“kau sama seperti eomma” sahut eun young dengan nada kesal.

“sejak eomma tidak ada disini, kau jadi tanggung jawabku sepenuhnya, yeong-ie.” Lelaki dengan wajah yang sangat tampan ini berbicara dengan nada rendah.

“kalau begitu pergilah.” Eun young kesal lalu masuk dan menutup pintu kamarnya.

Sudah hampir satu tahun, eun young hanya hidup berdua dengan kakak lelakinya, yunhyeong. Eommanya pergi meninggalkan mereka berdua hanya demi laki-laki lain dan menelantarkan kedua kakak beradik ini. Ayah eun young sudah meninggal karena penyakit stroke yang dideritanya sejak 1,5 tahun yang lalu. eun young selalu berkata bahwa penyebab kematian ayahnya adalah ibunya yang pergi demi lelaki lain. Bahkan sampai sekarang, eun young tidak pernah lagi mengakui ibunya sendiri. Ia bahkan mengubur dalam-dalam semua memori dirinya bersama ibunya.

Song yunhyeong, kakak lelaki eun young yang sangat menyayangin eun young. Dibanding eun young, ia adalah orang yang paling terpukul ketika mengetahui eommanya pergi demi lelaki lain. yunhyeong bahkan sempat meninggalkan rumah untuk beberapa hari hanya untuk menyembunyikan perasaan sakitnya dari adik perempuannya. Karena rasa sayangnya kepada eun young yang sangat besar, yunhyeong kembali lagi kerumah dan berjanji pada dirinya sendiri ia akan merawat eun young hingga ia beranjak dewasa.

*

“sepertinya kita harus membeli pohon natal yang baru.” Ucap yunhyeong sambil membuka kotak pohon natal dengan warna emas dihiasi pita berwarna senada.

“oppa, apakah aku boleh mengajak jinhwan oppa merayakan natal bersama disini?” eun young bersandar disudut pintu kamarnya sambil memperhatikan yunhyeong yang sibuk mempersiapkan pohon natal.

“ani.” Sahut yunhyeong cepat tanpa memandang eun young.

“oppa! Jinhwan oppa itu orang baik, kenapa kau malah membencinya.” Eun young protes dengan suara yang tinggi, membuat yunhyeong menatapnya.

“sudahlah, temani oppa membeli pernak-pernik natal. Kajja!” yunhyeong meraih coat merahnya lalu menarik eun young pergi dengannya.

*

Sisa-sisa salju masih bertebaran dipinggir-pinggir jalan disekitar seoul. Jalan-jalan yang dilewati kendaraan dan para pejalan kaki juga masih basah akibat salju yang turun semalam. Beberapa pohon kering terlihat indah ditemani beberapa dekorasi berwarna merah dan hijau disekelilingnya. Toko-toko disekelilingnya juga bersolek seakan siap menyambut natal yang akan datang 2 minggu lagi.

Yunhyeong dan eun young masuk kedalam sebuah toko hadiah yang cukup besar yang dipenuhi dengan ornamen kayu dan dihiasi dengan lampu-lampu yang berwarna cerah. Yunhyeong langsung mencari pohon natal disudut toko sementara eun young melihat pernak-pernik hiasan untuk pelengkap pohon natal tersebut.

“eun young-ah.” Seorang lelaki dengan syal berwarna merah yang melingkar dilehernya menepuk pundak eun young. Eun young sedikit tersentak lalu membalikan badannya, wajahnya langsung berbinar ketika melihat jinhwan berdiri dihadapannya.

“oppa kau disini?” tanya eun young antusias.

“hm, kau sendirian?”

“aniyo, aku dengan oppa.” Jawab eun young melirik kearah yunhyeong yang cukup jauh dari mereka berdua.

“aku ingin mengajaknya ke cafe itu jika kau sendirian disini.” Jinhwan tersenyum sambil menunjuk sebuah cafe yang tepat berada disebrang toko hadiah ini.

“mianheyo oppa, kau tahu yunhyeong oppa kan.” Ucap eun young sedikit merasa bersalah.

“gwenchana, mungkin lain kali.” Jinhwan mengusap rambut eun young sambil tersenyum.

“jangan menyentuh adikku!” yunhyeong tiba-tiba sudah berada diantara mereka. Ia menatap jinhwan sinis lalu meraih tangan eun young.

“oppa! Apa-apaan ini.” Eun young berusaha melepaskan genggaman tangan yunhyeong.

“jinhwanie, kau sudah selesai memilih pernak-pernik natalmu?” suara seorang perempuan membuat eun young dan yunhyeong terdiam. Mata mereka menatap keseorang wanita paruh baya dengan coat bulu dilehernya.

“eomm......” ucap yunhyeong tertahan.

“sudah saatnya kita pergi jinhwanie.” Perempuan paruh baya itu berbalik pergi meninggalkan kakak adik itu diikuti oleh jinhwan.

*

Suara bantingan pintu terdengar jelas ketika yunhyeong dan eun young baru saja sampai rumah. Eun young langsung masuk kedalam kamarnya, ia benar-benar kesal melihat kembali wajah ibunya setelah hampir 1 tahun ia dan ibunya tidak pernah bertemu. Sementara yunhyeong membanting tubuhnya di sofa abu-abu yang berada diruang tengan rumahnya. Yunhyeong merebahkan tubuhnya sambil menutup wajahnya dengan salah satu lengannya. Perasaannya sama dengan eun young, ia bahkan tidak pernah membayangkan jika ia harus bertemu dengan orang yang pernah ia panggil eomma lagi hari ini. Bahkan ia juga harus bertemu jinhwan, orang yang juga ia benci.

*

Matahari sore mulai menampakan dirinya. Sinarnya mulai berpantulan melelehkan salju yang semakin sering turun menemani kota seoul yang selalu sibuk. Eun young sedang berjalan pelan melewati sungai han sambil membawa kantong plastik berisi persiapan natal yang semakin dekat. Wajahnya terlihat sangat muram, ia bahkan jarang bicara akhir-akhir ini. Pertemuannya dengan ibunya 3 hari lalu masih membekas dipikirannya. Bahkan, ibunya tidak menyapa dirinya dengan yunhyeong dan langsung pergi tanpa menatap mereka.

Jinhwan juga tidak pernah menghubungi eun young lagi sejak kejadian itu. seberapa banyak eun young menghubunginya, tidak ada jawaban sama sekali dari jinhwan. Pesan singkat eun young pun tidak pernah dibalas. Eun young mulai bertanya-tanya, sebenarnya ada hubungan apa antara jinhwan dengan ibu kandungnya.

*

“oppa.” Eun young masuk lalu meletakan belanjaannya diatas meja.

“o, kau sudah pulang. Lihat, bagus ‘kan?” yunhyeong tersenyum sambil menunjuk pohon natal yang berdiri manis disudut ruangan dengan warna-warni cahaya lampu membuat pohon natal itu terlihat sangat indah.

“oppa, kau tahu ada hubungan apa eomma dengan jinhwan oppa?” pertanyaan eun young membuat yunhyeong terdiam. “oppa, malhae!” lanjut eun young.

“oppa tidak tahu.” Yunhyeong membereskan sisa-sisa pernak-pernik tanpa menatap ke arah eun young.

“kau berusaha menyembunyikannya ‘kan?” tanya eun young lagi sambil melangkah menghampiri yunhyeong. “kau sudah tahu semuanya ‘kan?”

“mian, young-ie. Aku hanya tidak ingin menyakitimu.” Ucap yunhyeong menatap kewajah nanar adiknya.

“jadi..... benar......” yunhyeong menatap nanar kakaknya.

“ehm, jinhwan appa adalah suami eomma sekarang. Eomma pergi meninggalkan kita hanya demi lelaki itu, jinhwan appa.” Yunhyeong menjelaskan semuanya. “maaf aku baru memberitahumu sekarang. Bahkan ketika aku tahu kau berpacaran dengan lelaki itu, oppa tidak sanggup memberitahumu saat itu. oppa hanya bilang oppa membencinya tanpa memberitahumu alasannya. Oppa cuma tidak ingin membuatmu tambah membenci eomma.” Yunhyeong menghampiri eun young lalu memeluknya.

“jinhwan oppa menjauhiku.” Sahut eun young pelan.

“mereka pergi untuk merayakan natal ke Belanda. Lupakanlah, dia bukan lelaki yang baik.” Yunhyeong melepaskan pelukannya. “setelah kejadian waktu itu, oppa melihatnya pergi dengan seorang perempuan lalu oppa menghampirinya dan memukul wajahnya.” Lanjut yunhyeong.

“oppa! Kau benar-benar.” Sahut eun young menahan tawanya.

“sekarang, lupakan lelaki itu. Kau harus melanjutkan hidupmu, tahun depan kau harus kuliah kan.” Yunhyung mengambil sebuah kotak merah dari atas meja lalu memberikannya kepada eun young.

“apa ini oppa?” tanya eun young antusias.

“bukalah.”

“aku tidak mau membukanya sekarang, aku akan membukanya saat natal nanti. Gomawo oppa, kau benar-benar malaikat penjagaku. Aku benar-benar menyayangimu.” Eun young tersenyum memeluk yunhyeong lalu mengecup pipi yunhyeong senang.

*

“oppa!!!!!!!” suara eun young membangkitkan suasana pagi ketika ia mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Bel itu terus berbunyi, dengan malas eun young bangkit dari kasurnya menuju pintu. “seharusnya ia tidak pergi sepagi ini saat natal” gumam eun young dengan mata yang masih berat untuk terbuka, eun young membukakan pintu.

“ini benar rumah yunhyeong hyung?” suara lelaki itu membuat mata eun young terbelalak.


***

No comments:

Post a Comment