Laman

August 2, 2012

[FF] i'm sorry, i'm a killer (oneshoot)


J
Hei chingudeul, bertemu lagi. Ada fanfic lagi nih yang lama tapi baru sempet aku post. Gatau sih bagus atau engga, karena aku butuh COMMENT kalian semua. Aku butuh kritik dan saran dari kalian semua. So DON’T BE A SILENT READER YAA... jangan sungkan buat commentnya. Heheheh. Daripada berlama lama, mendingan langsung aja baca yaa... HAPPY READING@@

CAST:
KIM MYUNGSOO
KIM SUNGGYU
LEE SUNGJONG
LEE SUNGYEOL
LEE EUN YOUNG (author)
SANDARA PARK
*
Eun young terduduk disalah satu sudut kursi lusuh penonton dilapangan basket dibelakang sekolahnya. matanya tak lepas dari buku biru yang tebal ditangannya. Eun young tidak sedang membaca, tapi menatap sebuh foto yang terselip dilembar tengah buku itu. sebuah foto kedua orang tuanya yang terlihat tersenyum. Namun, jauh didalam hatinya, eun young merasakan suatu getaran jiwa yang benar benar tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
“kau belum pulang?” seorang lelaki, myungsoo, sudah duduk santai disebelah eun young entah dari kapan dia disana. Cepat, eun young menutup bukunya lalu berusaha tersenyum kepada myungsoo, kekasihnya. “sepertinya akan turun hujan, bagaimana jika kita pulang sekarang?” myungsoo bangkit lalu meraih tangan eun young. Lagi-lagi, eun young hanya tersenyum membiarkan myungsoo menggenggam tangannya.
Mereka berdua melangkah pelan menyebrangi lapangan basket itu. perlahan pula, samar-sama suara ponsel yang ada disaku blazer myungsoo berbunyi. Myungsoo mengangkat ponselnya dan berbicara sebentar.
Disaat myungsoo berkutat dengan pembicaraan diponselnya, eun young memperhatikan sungjong, sungyeol, sunggyu, dan dara yang keluar dari gedung sekolah sambil bercanda.
“ya! Eun young-ie, myungsoo-ya, kalian sedang apa?” teriak sungyeol antusias menatap eun young diikuti lambaian tangan 3 temannya.
“ada masalah, detektif kim meminta kita kedaerah gangnam. Ada kasus yang harus kita selesaikan.” Ucap myungsoo tergesa gesa lalu menghampiri ketiga temannya dan menyampaikan informasi yang sama.
“gangnam...” gumam eun young pelan dengan wajah memikirkan sesuatu.
*
“korbannya seorang perempuan, kim nara. Umur 32 tahun. Perempuan ini dibunuh diatas tempat tidurnya dengan 5 tusukan dan seluruhnya di perut. Kami memanggil kalian kesini agar kalian dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat. dan kami tahu kalian pasti akan menyelesaikan kasus ini dengan baik seperti satu tahun yang lalu saat kalian menyelesaikan kasus kematian anak gubernur yang meninggal dibunuh oleh pamannya sendiri.” Akhir ucapan detektif kim membuat eun young sedikit mengalihkan pandangan kearah lelaki berumur itu.  “baiklah, ada waktu setengah jam untuk kalian menyelidiki tempat ini.” Detektif kim keluar dari ruangan itu.
Keenam remaja itu berdiri memperhatikan ruang tidur itu yang belum tersentuh oleh tangan siapapun. Darah di tempat tidur, tembok dan lantai juga belum hilang. Jendela yang kacanya pecah juga masih seperti awal detektif kim menemukan perempuan itu tergeletak tak bernyawa.
“sungyeol-ah, foto semua sudut tempat ini!” perintah myungsoo yang masih memperhatikan tempat tidur yang penuh dengan darah.
“dara dan sungjong, kau cari barang yang mencurigakan.” Lanjut myungsoo dilanjutkan oleh pergerakan dara dan sungjong.
“sunggyu-ya, tolong kau periksa ruangan lain. Dan eun young, kau tahu apa yang harus kau lakukan kan?” myungsoo menatap eun young.
Eun young hanya diam, pikirannya jauh melayang keudara. Ia memperhatikan seisi ruang tidur itu. pikirannya kembali kesituasi tepat 1 tahun lalu, saat ia dan tim yang sama menyelidiki kasus anak gubernur yang juga mati terbunuh dikamar tidurnya. Bukan kamar yang menjadi lokasi yang sama yang membuat eun young terdiam, tapi...
“gwencanha?” myungsoo meraih pundak eun young membuat sungjong, sungyeol dan dara memperhatikan mereka berdua.
“ah? Batre kameraku habis, aku akan menyelidiki lewat kamera sungyeol saja.” Jawab eun young mengembalikan pikirannya.
*
“whoaa.. akhirnya kita mendapatkan kasus terbaru lagi setelah 1 tahun kita tidak menerima kasus.” Ucap sunggyu senang diikuti sungjong memasuk ruangan kecil yang hanya diisi 6 kursi melingkari meja sementara tembaknya tertutup berbagai foto ‘menyeramkan’ bahan penyelidikan tim ini.
“daebaaakkk!!! Mana myungsoo? Sudah setengah 7 malam tapi dia belum datang.” Sungjong duduk disebelah sunggyu memperhatikan jam yang melingkar ditangannya.
“ya! Aku yakin dia sibuk berpikir dulu.” Sahut sunggyu tertawa bersamaan dengan eun young yang memasuki ruangan tersebut.
Tanpa suara, eun young membuka laptop dan memasukan kabel usb yang tersambung dengan kamera milik sungyeol yang ia gunakan kemarin.
“mana myungsoo?” tanya sungjong kepada eun young.
“entahlah.” Jawab eun young yang matanya tertuju pada layar laptop itu.
Selang beberapa menit, myungsoo, dara dan sungyeol datang dan memulai penyelidikan mereka.
“apa yang kalian temukan dikamar tersebut? Dari penjelasan detektif kim, tidak ada bekas apapun diruangan lain dirumah itu. hanya kamar itu saja yang sepertinya dimasuki oleh pembunuh itu.” ucap myungsoo memulai penyelidikannya. Eun young langsung menutup laptopnya dan memperhatikan myungsoo.
“benar, diruangan lain tidak ada yang tersentuh, tidak ada jejak kaki dan tidak ada sidik jari disana.” Sahut sunggyu membuka buku catatannya.
“tapi, ada bekas jejak kaki kucing menuju jendela yang kacanya pecah.” Sahut sungyeol.
“dan tepat dibawah ada kucing peliharaan wanita itu mati dengan kepala yang berdarah.” Lanjut sunggyu.
“kucing?” gumam dara memperhatikan poto ruang kamar itu lagi dengan seksama. “iya benar, jadi pada saat pembunuhan berlangsung, kucing pemilik ada diruangan tersebut, lalu karena merasa terancam kucing tersebuk kabur menembus kaca jendela dan jatuh mati bersimbah darah?” dara mulai berpikir.
“sigh, tidak masuk akal. Kucing itu mungkin datang ketika nyawa pemiliknya sudah tidak bernyawa lagi.” Ucap sungyeol sedikit berpikir.
“kucing, darah, lalu bentuk tanda darah seperti tanda plus ini? Apakah pembunuh punya maksud tersendiri?” sungjong memberikan sebuah foto kepada myungsoo. Myungsoo diam memperhatikan foto itu.
“plus..”
“tanda itu..” eun young mulai bicara setelah ia terdiam dengan pikirannya sendiri. “mungkin sama seperti tanda vertikal yang ada di kamar anak gubernur satu tahun lalu.”
“jadi menurutmu, ada maksud tersendiri. Pada waktu kakak dari gubernur membunuh keponakannya, ada tanda vertikal, dia bilang tanda itu punya maksud bahwa ia ingin gubernur menganggapnya sebagai adik karena gubernur tidak pernah memandang kakaknya yang miskin itu? tapi kalau plus?” sungjong mencoba menebaknya.
“tanda plus, kucing yang mati, dan... tipe pembunuhan apa ini...” hati eunyoung bergumam sendiri.
*
“sungyeol besok akan kerumah sakit memeriksa mayat perempuan itu.” ucap myungsoo setelah rapat penyelidikan mereka hari ini. Entah kenapa tatapan mata eun young langsung tertuju pada myungsoo.
“myungsoo-ya.” Panggil eun young pelan. Myungsoo tersenyum menatap eun young. “aku pikir, hubungan kita berakhir disini saja.” Eun young menatap mata myungsoo yang seketika raut wajahnya berubah.
“mwo? Wae? Ada yang salah denganku? Kau...” myungsoo kehabisan kata kata seakan mendengar sesuatu yang menggetarkan perasaannya.
“mian, tapi, aku hanya tidak ingin merepotkanmu lagi. Setelah penyelidikan ini, aku juga akan keluar dari tim. Aku tidak ingin kejadian 3 tahun lalu terulang lagi, jadi, aku akan berusaha keras menguak kasus ini, lalu pergi darimu, mungkin ini lebih baik.” Jelas eun young yang matanya berbinar menahan air matanya agar tidak jatuh.
“tapi, eun young-ie, aku.. aku mencintaimu, dan kau tahu  itu.” suara myungsoo mulai terdengar berat.
“tapi sekarang aku sudah tidak mencintaimu.” Eun young tersenyum membohongi hatinya sendiri dan berbalik meninggalkan myungsoo yang terdiam mencerna perkataan eun young. “ah, besok aku akan ikut sungyeol ke rumah sakit.” Eun young berbalik sebentar lalu melanjutkan langkahnya.
Myungsoo menatap kepergian eun young, semua cinta dihatinya seakan runtuh mendengar seluruh ucapan kekasihnya itu. kekesalan pada dirinya sendiri membuatnya menyesal akan dirinya.
*
“mayat perempuan ini diperkirakan mati 3 hari sebelum ditemukan pertama kali diatas tempat tidurnya. Hanya ada 5 tusukan yang semuanya diperut. Tidak ada luka lain ataupun lebam ditubuhnya. Sepertinya si pembunuh membunuhnya waktu ia sedang tidur, sehingga terlihat tidak ada perlawanan dari korban.” Penjelasan seorang dokter identifikasi kepada sungyeol dan eun young ketika mereka berada dikamar mayat rumah sakit. Sungyeol mengangguk pelan mendengarkan perkataan itu sambil memperhatikan mayat itu baik baik.
“sepertinya ia menggunakan pisau besar atau sejenisnya.” Ucap sungyeol sedikit memperhatikan luka diperut mayat tersebut.
Eun young diam memperhatikan mayat itu dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Benar benar sempurna, tidak ada sidik jari atau bekas apapun ditubuh korban.
“apakah tidak ada keluarga yang menanyakannya?” sungyeol mencoba bertanya kepada dokter identifikasi itu diikuti tatapan mata eun young yang tertuju pada dokter itu.
“dari keterangan warga setempat, perempuan ini baru saja menikah dijepang sekitar 1 bulan yang lalu. Sebelum menikah, ia tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia pernah bekerja sebagai bartender disalah satu bar tapi tidak lama, ia juga pernah bekerja direstoran dan juga keluar. Kira-kira sejak 3 bulan sebelum meninggal ia tidak bekerja. Sementara suaminya yang kudengar punya perusahaan di jepang dan ketika kami hubungi dia setuju jika mayat istrinya diperbolehkan diidentifikasi dan dia juga menyuruh kami agar segera mencari pelakunya.” Dokter identifikasi itu membaca sedikit tumpukan kertas ditangannya.
“apa perusahaan suaminya?” eun young buka suara melirik kewajah mayat perempuan itu.
“sebuah perusahaan konstruksi di jepang.”
“ah, baiklah dokter. Kami sudah mengambil gambarnya untuk keperluan kami, keteranganmu sangat membantu. Kamsahamnida.” Ucap sungyeol meletakan kameranya kedalam saku jaketnya lalu diikuti eun young keluar dari kamar mayat tersebut.
*
“bagaimana kabar ibumu? Masih sakit-sakitan seperti dulu?” tanya sungyeol disela perjalanan mereka berdua setelah dari rumah sakit.
“dia tinggal dengan nenekku sekarang, pikirannya masih belum tenang setelah bercerai dengan ayah.” Jawab eun young menatap jauh kelangit sore yang berubah jingga.
“lalu ayahmu? Dia masih menghubungimu?” sungyeol kembali bertanya.
“entahlah, dia sudah hidup dengan dirinya sendiri.” Eun young berkata lirih.
“kau ikut berubah sejak ayah dan ibumu berpisah, eun young-ie.” Sungyeol tersenyum menghabiskan soda ditangannya. Eun young hanya diam menatap sungyeol lalu menatap langit lagi.
*
Tepat hari ketujuh investigasi tim, myungsoo dan dara sedang bersama diruangan mereka. Tangan myungsoo menggerak gerakan mouse yang terhubung dengan laptop dihadapannya. Masih memperhatikan 3 buah jejak kaki kucing di dekat jendela.
“ah, aku mengerti.” Ucap myungsoo pelan. Dara yang daritadi sedang menulis menghampiri myungsoo. “kucing ini, mungkin mengenal si pelaku.”
“bagaimana kau bisa mengiranya?” tanya dara bingung memperhatikan mayat kucing diterang rumah lewat foto yang ia pegang.
“saat kejadian, detektif kim mengatakan padaku bahwa pintu tidak tertutup rapat. Kucing itu bisa saja masuk kedalam dan melihat pelaku membunuh korban, lalu pelaku kaget mendengar suara kucing lalu pergi melompat melalui jendela dan si kucing mengejarnya, namun kucing ini malah jatuh dan sengaja dibunuh oleh pelaku.” Cerita myungsoo sambil sesekali berpikir.
“jadi, bukan kucing itu mati terjatuh?” tanya dara lagi dengan raut yang bingung.
“dara-ya! Mana ada kucing jatuh dengan ketinggian yang kurang dari 5 meter.setidaknya kucing itu hanya patah kaki, tapi ini, lihat, kepalanya hampir putus.” Myungsoo menunjukan foto itu pada dara.
“jendela itu tidak besar, myungsoo-ya, hanya 60cmx80cm. Apa pelakunya seorang perempuan?” ucapan dara tidak disahut oleh myungsoo ketika sunggyu, sungyeol, sungjong dan eun young memasuki ruangan mereka. Tatapan mata eun young dan myungsoo bertemu, namun eun young langsung mengalihkan pandangannya dan duduk dikursinya.
“apa yang kalian temukan? Aku menemukan sesuatu yg baru.” Ucap sunggyu yang langsung sumringah. Dara menceritakan jika dia dan myungsoo baru saja menemukan beberapa fakta baru. Eun young tidak mendengarkan penjelasan dara namun matanya menatap layar laptop dengan gerakan tangan terlihat malas.
“pelaku pembunuhan masuk melalui pintu utama rumah itu dan masuk melalui pintu kamar tanpa merusak kedua pintu itu. sepertinya dia juga tidak keruangan lain sehingga satu satunya niat pelaku yaitu membunuh korban.” Sunggyu menceritakannya dengan wajah serius.
“jadi menurutmu, pelakunya adalah orang dekat, apa mungkin orang itu tau semua tentang perempuan itu?” sungjong berpikir meletakan pulpennya dikening.
“aku sudah mencari data siapa saja orang yang ditemui korban satu minggu sebelum ia terbunuh. Ini datanya.” Sungjong memberikannya kepada myungsoo. “aku akan mulai mewawancari mereka sore ini.”
“ya! Apa yang kau temukan? Kau tidak berniat menyelesaikan kasus ini dengan cepat?” sunggyu yang terlihat tidak suka kepada eun young sedikit sinis membuat mata seluruh ruangan menatap eun young. Eun young menatap sunggyu datar lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
“itu jejak kaki kucing palsu. Ini yang asli.” Eun young menunjukan kertas putih yang diatasnya ada jejak kucing berwarna merah. “aku mencobanya dengan kucing milik pemilik toko daging didekat rumahku.”
Myungsoo dan ketiga temannya membedakan jejak kucing yang dimiliki eunyoung dan yang ada di tempat kejadian. Hampir mirip, tapi memang berbeda.
“yang disini sangat simetris.” Gumam dara memperbesar foto dilaptop yang dihadapan myungsoo.
“dan, jendela itu sengaja dipecahkan agar polisi terkecoh karena sebenarnya pelaku datang dan pergi lewat pintu yang sama. Tidak ada bekas kucing di kamar, bulu atau apapun tidak ada. Dan kucing itu mati ditangan pelaku tanpa terjatuh lebih dulu.” Lanjut eun young.
“tapi, jika kucing ini tidak mengganggu pelaku, kenapa pelaku membunuh kucing itu?” dara kembali bertanya.
“kucing ini tidak sengaja terinjak ketika pelaku tergesa keluar dari rumah korban. Seperti yang kita tahu, korban membiarkan kucingnya bebas dirumah itu dan secara kebetulan lokasi kucing tersebut ketika terinjak sangat dekat dengan jendela kamar korban.”
“lalu...” sunggyu hampir mengeluarkan kata-kata.
“entah apa jenis sepatu yang dipakai pelaku, sehingga tidak ada bekas sama sekali.” Ucapan terakhir eun young membuat seisi ruangan hening sejenak. Tatapan mata myungsoo terus tertuju pada eun young. Entah kenapa ada perasaan kagum dalam hatinya kepada eun young.
“tapi aku tetap yakin pelakunya perempuan.” Ucapan dara membuat sungjong dan eun young menatapnya secara bersamaan. “yaaa, aku juga tidak tahu dia memecahkan kaca dengan apa, barang bukti juga tidak ada, pisau yang pelaku pakai juga tidak ada. Ahhh, kepalaku pusing.” Dara kembali duduk dikursinya.
“sungjong-ah, pergilah sekarang, temui keempat orang ini.” Myungsoo memberikan list nama orang yang ditemui korban. Sungjong mengangguk lalu meninggalkan ruangan itu lebih dulu.
“aku akan kembali kerumah itu.” dara mengambil tasnya lalu pergi.
“aku harus mencetak foto korban saat dirumah sakit kemarin, kau mau ikut gyu-ya?” ajak sungyeol merapikan bukunya.
“aku ikut.” Sahut sunggyu keluar ruangan lalu diikuti sungyeol.
Eun young dan myungsoo terpaku dalam diam diruangan yang hanya mereka berdua disana. Eun young mengalihkan pandangannya keluar jendela.
“gomawo, kau telah membantuku.” Myungsoo membuka pembicaraan mereka.
“hem, aku harus pergi.” Eun young menutup laptopnya lalu meninggalkan myungsoo yang sekarang sendirian diruangan itu.
*
Sore ini, sungjong benar benar sibuk menemui empat orang yang ada dikertas yang ia pegang. Pertama-tama ia menemui seorang pengantar pizza yang sempat mengantar pizza kerumah korban. Pengantar pizza itu hanya berkata jika korban membeli 1 buah pizza dan langsung membayarnya. Dan pengantar pizza itu juga mengatakan ia hanya satu kali mengantarkan pizza kerumah itu.
Orang kedua yang sungjong temui adalah seorang penjual sayuran dan seorang bartender dibar yang juga tercatat sebagai teman dari korban. Saat bercerita pada sungjong, perempuan yang bekerja sebagai bartender itu menangis tidak sanggup menahan kesedihannya. Dan orang terakhir yang ditemui sungjong adalah pengantar susu.
Sementara dilain tempat, sungyeol dan gyu sibuk dikamar sungyeol menunggu hasil cetak foto dari kamera sungyeol.
“tidak kusangka eun young sehebat itu.” ucap sunggyu mengambil komik dilemari milik sungyeol.
“dia memang pintar.” Sahut sungyeol santai.
“tapi kenapa otaknya tidak ia gunakan saat penyelidikan satu tahun lalu.” Ucap gyu lagi.
“entahlah.”
*
Dikelas, eun young memang lebih banyak diam dibanding temannya yang lain. Ia sibuk menatap langit dari jendela dikelasnya sementara myungsoo memperhatikannya lalu mengalihkan pandangannya pada sebuah foto ditangannya. Sebuah foto tanda plus yang ada ditembok kamar korban.
“plus....” gumamnya lirih diikuti suara bel pulang. Seisi kelas riuh redam oleh siswa yang perlahan keluar dari kelas.
Myungsoo berdiri ingin keluar namun menatap eun young yang masih diam menatap keluar.
“aku tunggu diruangan tim.” Ucap myungsoo meninggalkan eun young yang tidak menjawabnya.
Myungsoo berjalan melewati koridor kelas masih memperhatikan foto yang ada ditangannya. Namun langkahnya seketika berhenti melihat loker siswa yang ada disebelah kirinya. Myungsoo melihat sebuah buku yang bertulis “kimsunggyu” diatas loker tersebut.
“kenapa ia meninggalkan bukunya disini?” myungsoo membuka buka buku milik sunggyu itu. tepat dilembar terakhir, ada tanda yang sama dengan tanda yang ada difoto yang ia pegang. “apa ini?” myungsoo membawa buku itu lalu dengan langkah cepat pergi menuju ruangan tim mereka.
Tak jauh dari loker tersebut, eun young melihat myungsoo bergegas pergi. Dan dengan langkah pelan eun young ikut meninggalkan koridor menuju ruangan yang sama dengan myungsoo.
*
“aku menemukan sesuatu kemarin.” Ucap dara membuat eun young yang baru masuk kedalam ruangan menghentikan langkahnya. “ini.” Dara mengeluarkah kantong plastik yang berisi sebuah jepitan jarum yang sudah diluruskan. Mata eun young melebar sementara 3 pasang mata lainnya menatap kantong plastik itu.
“aku menemukannya didekat keset didepan pintu dan kemungkinan ini terjatuh, dan aku yakin ini pelaku gunakan utuk membuka pintu.” Ucap dara dengan sangat bangga. “dan ini membuatku yakin pelakunya seorang perempuan.”
“aku juga menemukan ini.” Myungsoo menunjukan buku sunggyu.
“itu kan bukuku, kau menemukannya dimana?” tanya sunggyu langsung kaget melihat bukunya yang sekian lama menghilang muncul kembali ditangan myungsoo.
“tanda yang sama ada disini.” Myungsoo kembali membuka bagian belakang buku tersebut.
Seluruh ruangan hening tiba-tiba, termasuk eun young yang diam berusaha berpikir. Wajahnya terlihat pucat hari ini sejak pagi tadi. Ada yang ia pikirkan selain kasus ini sepertinya.
“ah aku ingat lambang di buku sunggyu, itu lambang tim kita yang dulu ditolak oleh detektif kim kan?” sungjong menunjuk kearah buku sunggyu.
“jadi si pelaku mengenal jelas kita?” eun young membuka suara dan menatap keempat temannya bersamaan.
“siapa? Aku sudah bertanya tentang perempuan ini keseluruh siswa disekolah ini, tapi tidak ada yang mengenalnya.” Sungjong duduk dikursinya kembali.
“tapi aku merasa tidak pernah menggambar itu.” ucap sunggyu memperhatikan bukunya sendiri.
“sebenarnya, detektif kim menyuruh kita untuk bergerak cepat, karna sudah lebih dari satu minggu kita menyelidiki ini tapi tidak ada yang kita dapatkan.” Ucap myungsoo dengan wajah sedikit muram. “dan jika kita tidak bisa menguak kasus ini, detektif kim akan mencari tim lain dan membubarkan kita.” Ucapan myungsoo membuat eun young dan yang lainnya terbelalak.
“tidak bisa seperti itu!” sunggyu mengucapkan dengan suara keras.
“kita harus bekerja keras, beberapa fakta sudah kita dapatkan kita tinggal mencari pelakunya saja.” Sahut dara penuh dengan percaya diri yang tinggi.
*
Malam telah larut, eun young masih duduk menatap keluar jendela kamarnya. Tangannya memegang foto yang sama yang ia selipkan dibuku birunya. Matanya terlihat berkaca kaca mengingat kejadian ketika ayah dan ibunya berpisah. Rasanya ada yang mengganjal ketika sebuah kesatuan cinta dipisahkan oleh sesuatu hal yang bersifat buta.
*
“aku menemukan ini.” Myungsoo menunjukan sebuah buku catatan yang terbungkus plastik putih. “aku mengambilnya dari sebuah laci dibelakang meja kecil dikamar korban.”
“laci.” Hati eun young bergumam sementara pikirannya tertuju pada kamar korban. Yang ia tahu tidak ada celah selain lemari, hebat, perempuan ini ternyata punya tempat menyembunyikan barang yang bagus.
“dan disana, korban menuliskan tepat 2 hari sebelum ia meninggal.” Lanjut myungsoo menatap eun young lalu mengalihkan pandangannya dengan cepat.
“aku merasa aneh pada diriku, aku merasa menang mendapatkan segalanya dan membuat orang lain meringis kesakitan. Tapi aku masih belum puas, aku akan membuat kalian semua ikut meringis kesakitan walau aku tahu ada orang yang selalu mengikutiku akhir-akhir ini.” Sungyeol membaca tulisan itu lalu menatap bingung teman-temannya.
“jadi sebenarnya ia tahu jika ada orang yang mengikutinya, pembunuhan ini direncanakan.” Sunggyu mencoba mencerna tulisan itu.
“tapi, apa maksud kata kata ‘kalian’ apa ada hubungan dengan pelaku dan... tanda plus itu?” dara mulai berpikir. Wajah eun young berubah terlihat tegang.
“orang ini...” eun young bergumam membuat napasnya tidak teratur.
“kau, gwencanha?” tanya sungjong yang duduk disebelah eun young bingung melihat ekspresi eun young. Tanpa bicara, eun young bangkit lalu meninggalkan ruangan itu.
“ada apa dengannya?” tanya sunggyu bingung sementara myungsoo memperhatikan eun young yang berlari dari jendela ruangan itu.
*
“andwae, tidak mungkin. Jadi....” eun young berjalan menuju rumahnya lalu menghentikan langkahnya ketika sebuah mobil polisi terparkir didepan rumahnya. Raut wajahnya benar benar tegang. Dengan cepat ia membalikan badannya dan berlari meninggalkan rumahnya yang tertutup rapat.
“andwae, aku tidak bisa kembali kesana.” Eun young berlari menuju halte bus dan langsung menghentikan bus tanpa tahu tujuan bus tersebut.
*
“kemana dia, sudah 3 hari ia tidak masuk. Polisi yang akhirnya diam juga sudah membantu kita.” Ucap sungyeol bingung mencoba menghubungi eun young karena myungsoo menyuruhnya.
“biarkan saja, dia memang sudah tidak berniat membantu kita.” Sahut sunggyu membuka bukunya.
“sebentar lagi masalah ini selesai.” Ucap myungsoo pelan.
“kau tahu darimana? Bahkan polisi belum menangkap pelakunya, kita juga belum punya ciri-ciri pelaku.....” belum selesai sunggyu berbicara, eun young membuka pintu ruangan membuat seluruh mata menatapnya.
“kau sakit? Kenapa kau tidak berangkat sekolah 3 hari ini?” tanya myungsoo menghela napas leganya.
“ah, datang juga dia. Kau terlalu menyayanginya myungsoo, seharusnya dalam tim tidak ada hubungan lain seperti kau dan perempuan ini.” Sahut sunggyu dengan nada sinis. Eun young menatap sinis sunggyu lalu sunggyu ikut menatap sinis eun young.
“hubunganku sudah berakhir dengannya. Kau puas?” eun young duduk dikursinya. Myungsoo terdiam lalu ikut duduk dikursinya.
“ada motif lain pembunuh membunuh korban.” Sungyeol membuka pembicaraan.
“mwo?” tanya sungjong bingung.
“dendam, dari keempat orang yang diwawancarai sungjong, tidak ada yang mengenal dekat perempuan ini, hanya si bartender itu. tapi dari yang sungjong bilang bahwa korban pernah bercerita padanya jika ia berhasil merebut lelaki yang ia cintai dari perempuan lain. dan polisi sedang mencari perempuan yang dimaksud.” Sungyeol bercerita.
“ah, bahkan polisi ikut membantu akhirnya, kenapa kasus ini sangat sulit.” Ucap dara mengusap keningnya.
Tangan eun young bergetar mendengar cerita sungyeol, ia menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan lalu menhela napasnya panjang panjang. “ya, kasus ini sungguh sulit.” Ucap eun young lirih.
“mian, membuat kalian menghabiskan waktu kalian.” Eun young menurunkan tangannya lemas dan menunduk. Kelima temannya menatapnya bingung. “aku.. aku yang membunuh perempuan itu.”
“mwo! Kau jangan bercanda eun young-ah.” Ucap sungjong yang langsung bangkit dari tempat duduknya. Myungsoo diam menggelengkan kepalanya sementara dara masih membuka lebar matanya.
“ya, polisi akan datang kesini dan menangkapku.” Ucap eun young membiarkan air matanya menetes.
“tapi kenapa?” myungsoo membentak dihadapan eun young tidak sanggup menahan emosinya.
“perempuan itu.. dia sudah merebut ayahku dari ibuku. Dia yang membuat kedua orang tuaku bercerai dan membiarkan ibuku gila seperti sekarang! Dan perempuan ini.. dia sudah memesan pembunuh bayaran untuk menghancurkan kita dan membunuhmu myungsoo-ya...” cerita eun young dengan suara yang bergetar dan air mata yang terus menetes.
“membunuh myungsoo?” tanya sunggyu bingung.
“perempuan itu, berteman dekat dengan kakak gubernur, dan dia tahu yang membawanya kepenjara adalah kita. Dan dia tahu aku termasuk tim ini makanya ia membuat keluargaku hancur seperti sekrang dan dia ingin membalaskan dendam paman dari anak gubernur itu.”
“tapi kenapa kau tidak memberitahukan kepada kami terlebih dahulu sebelum kau melakukan hal bodoh ini?” sunggu mendorong eun young.
“hentikan sunggyu!” myungsoo memukul kepala sunggyu dan sunggyu pun tersungkur.
“ibuku gila karenanya!!!” Eun young menangis sejadi jadinya dara yang memperhatikannya langsung menghampiri eun young dan memeluknya.
*
“aku sudah tahu dari awal.” Ucap myungsoo tersenyum dihadapan eun young yang hanya dibatasi kaca. “ekspresimu berubah saat masuk kedalam rumah itu, ada raut ketakutan yang muncul dari wajahmu.”
“aku juga tahu kau sudah mengetahuinya.” Sahut eun young pelan.
“karena itu kau memutuskan hubungan kita kan?” tanya myungsoo tersenyum walau jauh didalam lubuk hatinya ada rasa yang mengganjal.
“pergilah, hari sudah malam.” Suruh eun young.
“jaga dirimu.” Myungsoo bangkit dan pergi meninggalkan eun young yang meneteskan airmatanya melihat kepergian myungsoo dari hadapannya.
*end*

No comments:

Post a Comment