Laman

July 4, 2011

as long as you love me (part.3)

Setelah 4 hari, akhirnya ukiss kembali ke dataran korea. Para member sedikit cemas dengan kevin yang terlihat lebih diam dibanding biasanya. Dongho sering bertanya tentang perempuan itu, namun kevin hanya membalasnya dnegan senyum.

“nyatakan saja jika ini membuatmu jadi seperti ini.” Ucap soohyun menepuk pelan punggung kevin. “minggu depan kita akan kembali ke jepang, tapi kau hanya denganku dan dongho. Ada beberapa syuting disana.” Wajah kevin menatap datar soohyun. Dalam hatinya, kevin memikirkan reina tapi pikirannya selalu pergi jauh dari itu. Ia takut reina tidak menyukainya. Tapi. Ahhh.

*

“i want to go to seoul tomorrow, my dad want to meet his friend in there ^^” status twitter reina membuat kevin sangat sumringah. Dengan cepat, kevin membalasnya. “hope we can meet again. ^^” membaca balasan dari kevin, jantung reina berdetak kencang. Korea adalah tuan rumah untuk ukiss. Terkadang ia berpikir jika kevin menyukainya, tapi ia selalu saja mengelak akan hal itu dengan alasan tidak mungkin seorang kevin menyukai perempuan yang biasa saja seperti dirinya.

*

“ibu akan menemani ayahmu pergi menemui rekan kerjanya sekarang, jangan pergi terlalu jauh dari hotel yaa.” Ucap ibu reina menggunakan bahasa indonesia dengan sangat baik. Reina hanya mengangguk melihat ibunya pergi keluar hotel. Ia memperhatikan pemandangan indah dari dalam hotel, seketika ia ingat wajah kevin yang tersenyum padanya. “lupakan reina, jangan berharap terlalu tinggi.” Ucap reina sambil menggeleng.

*

Wajah seoul berubah gelap, malam sudah datang. Karena di hotel ia masih sendirian, reina putuskan untuk pergi mengelilingi hotelnya dan hendak mencari makanan tradisional korea disana. Wajah dingin seoul tak membuatnya mengurungkan niatnya. Ia keluar masuk toko dan restoran disana sambil membawa beberapa makanan.

“whoa~, hyung, perempuan itu kan yang waktu itu bertemu dengan kita di jepang.” Teriak dongho ketika melihat reina yang keluar dari sebuah restoran. Kevin yang sedang berjalan dengannya menatap reina.

“ayo kita hampiri dia.” Ajak kevin. Awalnya dongho mengelak, namun kevin menarik tanganya menghampiri reina.

Mereka bertemu, dongho menatap santai reina sementara reina sedikit kaget bertemu mereka ditempat seperti ini. Karena dongho meminta pulang dengan alasan tidak ingin mengganggu, kevin mengatar dongho pulang dan menyuruh reina menunggunya didepan sebuah toko buku didaerah itu. Tidak lama, kevin kembali datang dan menyuruh reina masuk kedalam mobil miliknya.

“tidak disangka bisa bertemu lagi.” Ucap kevin tersenyum. Reina hanya mengangguk pelan. “sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan padamu.” Ucap kevin pelan. Reina menatap kevin dan berusaha mendengarkannya.

“awalnya aku pikir kau itu gadis yang bodoh. Hahah, selalu aneh saat bertemu dengan kami. Tapi setelah aku mengenalmu kau itu gadis yang pintar dan punya pengetahuan yang tinggi. Aku mulai menyukaimu.” Kevin menceritakan semuanya masih sambil menyetir. Wajah reina berubah drastis mendengar perkataan kevin. Jantungnya berdegup kencang. “aku menyukaimu, bagaimana kalau kita memulainya dengan berkencan? Aku tahu ini sulit bagimu, tapi jujur aku selalu memikirkanmu.”

“tapi, oppa. Aku...” ucap reina cepat.

“aku tahu kau mungkin tidak menyukaiku.” Sahut kevin cepat.

“bukan, bukan begitu, tapi aku memikirkan yg lain. Fans dan temanmu sesama ukiss.” Sahut reina.

“ehmm, kita bisa menyimpannya, untuk member yang lain aku sudah membicarakan ini dan mereka mendukungku.” Jawab kevin pelan.

*

Malam semakin larut, mata reina tidak bisa terpejam sama sekali. Huhh, padahal hotel sudah gelap dengan seluruh lampu dimatikan. Ia memikirkan kevin, dengan mudah ia menerimanya namun pikirannya tertuju pada kiss me sekarang. “apa yang harus aku lakukan.” Suara hati reina mengguratkan kebingungan jelas diwajahnya.

*

Kembali ke tokyo dengan wajah ceria di wajah reina, setelah mendengarkan masukan dari ibunya tentang hubungannya dnegan kevin, ia semakin menerimanya dan berusaha melanjutkannya. Reina juga kembali kekegiatannya semula, mengantar lukisan. Walau terkadang, ponselnya berdering dan dihiasi pesan dari kevin. Ia tetap tersenyum dan bekerja keras seperti biasanya.

Pekerjaan hari ini selesai, malam telah larut, reina duduk didalam bus yang tidak terlalu ramai ketika ponselnya berdering. Kevin menelponnya, dengan senang hati ia mengangkatnya.

“hai, did you finish your work?” kevin memulai pembicaraan.

“hmm, how about you?”

“tomorrow i will meet you, do you miss me?”

“oppa, dont talk about that. Missing is the word when we didn’t meet some years, but us? We just not meet 3 days.”

“hehehe, oke sorry. But i hope we can meet tommorrow and around tokyo togehter.”

“i hope too oppa.” Reina tersenyum menutup ponselnya. Sesekali tangannya memegang dadanya.

*

Sudah tiga hari ini reina bekerja keras mengantar lukisan kesana kemari. Walaupun gajinya yang tidak seberapa, tapi ia tetap seang karena ia suka berkeliling kota dengan mengantar lukisan itu. Awalnya, ayahnya tidak suka jika reina sering bepergian jauh, namun karena pekerjaan ini, reina diperbolehkan untuk mengelilingi tokyo kapanpun.

Lukisan terakhir sudah berhasil reina antarkan kesebuah gedung yang penuh dengan kaca. Ia mengelap keringatnya lalu memperhatikan keluar gedung tersebut. “sudah gelap rupanya.” Gumamnya lalu melihat ke jam tangannya. Pukul 8 malam. “aku harus pulang.” Ia hendak berjalan namun sebuket mawar merah dihadapannya menghentikan langkahnya.

“haii, kau merindukanku?” tanya kevin yang terlihat tampan dengan blazer abu-abu dan senyumannya.

“kau mengagetkanku.” Jawab reina sedikit malu-malu lalu menerima bunga tersebut.

*

Reina masuk kedalam rumahnya lalu menyuruh kevin mengikutinya. Rumah yang hangat itu membuat kevin takjub. Beberapa lukisan lukisan indah juga tertera didinding rumah tersebut.

“dimana ayah ibumu?” tanya kevin bingung ketika reina memberikan segelas teh hangat untuk kevin.

“mereka ada dikamar mereka.” Jawab reina tersenyum. Kevin masih memperhatikan seisi ruangan tersebut. Lalu terhenti melihat sebuah kaligrafi. “itu, bahasa arab.” Ucap reina menjelaskan. Kevin memandang reina bingung. “aku seorang muslim. Begitu juga ibu dan ayahku.”

“ohh...” kevin menjawab pelan sambil memikirkan sesuatu.

“kupikir tidak ada masalah untuk itu kan?” tanya reina sedikit gugup.

“hmm, tidak perlu memikirkan itu sekarang.” Jawab kevin meletakan kepala reina dipundaknya.

*TBC*

No comments:

Post a Comment