Laman

July 4, 2011

as long as you love me (part.2)

“terlihat lelah sekali kau, mengantar berapa lukisan?” tanya ayah reina ketika reina duduk disebelahnya.

“5 untuk hari ini. Cukup lelah.” Jawab reina tersenyum menatap ayahnya.

“jangan terlalu dipaksakan, jaga kesehatanmu. Musim akan segera berganti. Minum teh hangat agar terhindar dari flu.” Ucap ayah reina mengingatkan.

“hmm, pasti.” Jawab reina tersenyum menatap ayahnya lagi.

*

“hai, we meet again.” Seorang lelaki membuyarkan lamunan reina yang baru saja keluar dari kantor ayahnya. Hujan mengguyur deras diluar. Wajah reina berubah menjadi gugup ketika menatap kevin yang berdiri dengan senyum dihadapannya. “do you have any schedule this day?”

“ehmmm, i want to go to my house now, but if you want to talking with me now, it’s okay.” Jawab reina sedikit berpikir. Kevin mengajaknya masuk kembali lalu menuju sebuah cafe didalam kantor tersebut.

“jujur, aku sedikit gugup karena aku takut fansmu mengetahui ini.” Ucap reina pelan memperhatikan sekeliling cafe yang sepi.

“tidak, kita kan teman.” Kevin tersenyum kembali menatap reina. “kupikir kita tidak akan bertemu lagi, mungkin kita berjodoh.” Reina hanya tersenyum mendengarnya. Jujur, bagi reina bukan kevin yang membuat perhatiannya condong ke ukiss, tapi soohyun. Tapi setelah mereka terlibat pembicaraan ringan, ia mulai menemukan karisma kevin saat itu.

“boleh aku tanya sedikit, bahasa inggrismu sangat baik, apakah kau pernah tinggal diluar negeri sebelumnya?” tanya kevin.

“ehmm, aku hanya pernah tinggal di indonesia. Aku mempelajari bahasa inggris dari ayahku. Ayahku asli orang jepang dan ibuku orang indonesia. Ayahku yang sering bekerja diluar negeri membuatku fasih bahasa inggris.” Jawab reina yang gugupnya sudah mulai menghilang.

“jadi kau bisa bahasa indonesia juga?” tanya kevin sedikit antusias. Reina mengangguk pelan. “kau bisa mengajariku kalau begitu.” Reina hanya tersenyum.

Dinginnya hujan diluar tidak membuat mereka ikut merasakannya. Sedikit demi sedikit mereka terlihat dekat dan terasa sangat hangat.

*

Akhir-akhir ini, hujan semakin sering turun di tokyo. Beberapa orang berlalu lalang dengan jas hujan dan payung mereka. Mobil yang ditumpangi member ukiss juga basah tertimpa rintik hujan. Perjalanan menuju sebuah stasiun radio di tokyo sedikit terhambat, namun mereka cukup senang karena udara yang menurut mereka tidak terlalu panas.

“besok kita pulang, dan pekerjaan di seoul menumpuk.” Ucap kiseop membuka ponselnya. Kevin hanya diam memperhatikan rintik hujan di kaca mobilnya.

“cukup lelah tapi menyenangkan.” Sahut soohyun mengangguk.

“hyung...” panggil kevin terhadap soohyun. “bagaimana jika aku menyukai seorang perempuan dan mengajaknya berkencan?” pertanyaan kevin membuat seluruh member ukiss menatapnya aneh.

“kau yakin?” tanya soohyun masih menatapnya. Kevin mengangguk cepat.

“bagaimanapun juga dia lelaki, hyung.” Sahut eli santai disertai anggukan AJ.

“tapi kan kau sangat sibuk bersama ukiss, kau bisa membagi waktumu? Kasian juga perempuan itu jika kau sulit untuk membagi waktumu untuknya.” Ucap soohyun penuh dengan kewibawaan. Kevin diam memikirkan perkataan soohyun.

“memangnya siapa perempuan yang bisa membuatmu seperti ini?” tanya kiseop bingung.

“ehmm, dia perempuan itu.” Ucap kevin pelan. Mata seluruh member ukiss terbelalak kembali.

“hyung, cari yg lain saja. Kasian dia jika kau kembali ke seoul nantinya.” Ucap dongho santai.

“kau harus berpikir dua kali untuk itu.” Sahut hoon cepat.

“tapi jepang dan korea tidak jauh.” Ucap kevin cepat.

“pikirkan yang terbaik untukmu.” Eli menepuk pundak kevin lalu turun ketika mobil itu sampai ketempat tujuan mereka.

*

Reina baru saja membuka beberapa surat yang dikirim kealamatnya. “okaa-san, dimana ayah? Surat dari teman-temannya menumpuk disini.” Panggil reina kepada ibunya.

“ayahmu sedang menemui temannya yang dari kanada hari ini. Letakan saja diruang kerjanya.” Suruh ibu reina. Dengan cepat reina masuk kedalam ruang kerja ayahnya. Banyak bertumpuk buku disana. Sangat rapi.

“aku ingat ini.” Ucap reina ketika melihat album foto yang sudah usang ditumpukan buku ayahnya. Ia memperhatikan sebuah foto dirinya ketika ia masih kecil. Beberapa selang infus melingkari tubuhnya yang berada di inkubator. “terimakasih tuhan, kau bisa menyembuhkanku.” Gumamnya pelan hampir menangis.

*TBC*

No comments:

Post a Comment