Laman

June 26, 2011

non naui dongsaeng e e e (part. 5)

“min jae!!!” hyun seong mengetuk keras pintu kamar min jae. Dengan langkah malas, min jae membuka pintu kamarnya.

“ada apa? Wajahmu aneh.”

“min woo, hidung min woo kembali mengeluarkan darah dan keringat dingin keluar dari tubuhnya. Sepertinya kita harus membawanya kerumah sakit sekarang.”

“cepat..” min jae mengambil blazernya sementara hyun seong menggendong min woo masuk kedalam mobilnya.

*

“kenapa tidak melakukan pencegahan dini?? Pembengkakan selaput otaknya sudah semakin parah. Kita hanya butuh operasi untuk menyembuhkannya. Namun kesempatan itu juga hanya 1:10.” Ucap dokter membuat air mata min jae mulai menetes. Hyun seong yang duduk disebelahnya terlihat sedih bercampur kaget, karena baru pertama kali ia melihat min jae menangis dihadapannya.

“berusahalah dok, min woo adalah anak yang kuat. Aku yakin dia bisa melewatinya.” Pinta min jae terisak.

“malam ini kami akan menyiapkan meja operasi dan besok pagi dia segera masuk meja operasi.”

*

“min woo, dia adalah anak yang ceria. Selalu kabur jika aku menyuruhnya pulang ketika masih kelas 1 sd. Dia sering sekali pergi ke lapangan basket sebelah rumah hanya untuk memperhatikan beberapa orang bermain basket, katanya ia ingin sekali menjadi pemain basket. Namun mimpinya berubah ketika ia masuk smp, dia ingin menjadi dancer terkenal katanya. Saat itu ketika aku hampir tertabrak sebuah bus, dia menangis, sambil terisak ia berkata ia berjanji akan selalu menjagaku. Bahkan disaat sma nanti dia ingin aku satu sekolah dengannya. Setelah sma, dia sangat senang ketika ia bisa satu sekolah denganku apalagi ketika ia tahu aku berpacaran dengan donghyun, teman berkumpulnya. Dia sebenarnya tidak pantas menjadi adikku. Dia lebih pantas menjadi kakakku. Dia selalu berusaha melindunngiku walaupun akhirnya kami berdua sama sama terluka.” Min jae menceritakan itu kepada hyun seong dengan mata berkaca-kaca. Hyun seong meraih kepala minjae dan meletakannya dipundaknya. “tapi kenapa dia jadi seperti ini? Dia bukan lelaki yang lemah tapi kenapa penyakit ini merenggut kebahagiannya??”

“aku yakin min woo bisa melewatinya.” Ucap hyun seong menabahkan min jae.

*

Matahari mulai menjelang kembali, semalaman min jae tertidur di pundak hyun seong. Donghyun yang mendengar kabar jika min woo sakit datang pagi ini. Ia melihat min jae yang terlelap dipindak hyun seong hanya diam menatap mereka.

“masuklah..” ucap hyun seong pelan membiarkan donghyun masuk kekamar min woo.

“ehmm, ada siapa? Ahh aku tertidur disini.” Min jae mulai terbangun dari tidurnya dan langsung masuk kedalam kamar min woo. Min jae melihat donghyun yang berdiri disebelah tempat tidur min woo. Namun ia menyadari kehadiran min jae yang beridir dibelakangnya.

“terimakasih kau sudah datang.” Ucap min jae pelan berdiri disebelah donghyun sambil memperhatikan min woo yang masih terlelap. Donghyun tersenyum menatap min jae. Sementara min jae memalingkan matanya kearah min woo.

Min woo baru saja bangun ketika ia melihat noonanya dan donghyun berdiri bersamaan memperhatikannya. Min woo menahan senyumnya ketika dokter bersama dua orang perawat memasuki ruangan itu.

“kau harus operasi sekarang.” Ucap dokter tersebut penuh dengan wibawa. Kedua perawatnya mendorong tempat tidur min woo keluar.

“kau harus kuat, kau pasti bisa.” Min jae menyemangati min woo dengan mata berkaca-kaca sementara donghyun mengusap pelan punggung min jae.

*

Selang satu jam, min jae serta donghyun dan hyun seong menunggu didepan ruang operasi. Wajah min jae sangat cemas menunggu hal itu. Sementara donghyun hanya memperhatikannya dengan bersandar disebelah pintu ruang operasi. Hyun seong duduk dihadapan donghyun sambil meletakan kedua tangannya didepan keningnya.

“kau mau kemana?” tanya donghyun kepada min jae yang hendak pergi. Hyun seong langsung menatap min jae.

“aku harus membeli makanan kesukaan min woo, aku akan segera kembali.” Min jae pergi meninggalkan kedua lelaki itu.

*

“yang ini biar aku yang teraktir..” ucap hye jin di cafe tempat anak-anak berkumpul. Disana ia ditemani jo twins dan jong min. Mereka terlihat sangat senang walau sesekali wajah hye jin terlihat memerah ketika menatap wajah kwang min.

Min jae yang baru saja masuk kedalam cafe itu mendengar ucapan hye jin. Ia menatapnya sinis lalu menghampiri mereka. “jadi kau benar-benar membohongiku saat ini?? Kembalikan uangku!! Kau memakai uang ku untuk menraktir mereka semua. Dasar kau pembohong!!”

“noona, kenapa kau datang datang seperti ini?” tanya jong min kesal menatap min jae.

“jadi kalian bersenang senang seperti ini tanpa tahu teman kalian sedang berada dimeja operasi sekarang?” tatapan mata ketiganya berubah termasuk hye jin.

“apa maksudmu??” tanya young min bingung.

“min woo, dia sedang berada dimeja operasi sekarang dia sakit dan seharusnya kalian tahu itu karena min woo menghabiskan waktu lebih banyak dengan kalian.” Jawab min jae kesal. Tanpa banyak bicara, min jae langsung meninggalkan tempat itu untuk kembali kerumah sakit.

“min woo tidak pernah bercerita tentang penyakit.” Gumam jong min bingung.

“Sebaiknya kita kesana sekarang.” Kwang min bangkit dari tempat duduknya. “kau mau ikut?” tanya kwang min kepada hye jin.

“tidak, aku yakin min jae marah sekali padaku.” Sahut hye jin cepat.

*

“maaf, disini siapa yang saudara dengan min woo? Dia butuh banyak darah sekarang golongan darahnya AB.” Seorang suster keluar dari ruang operasi.

“AB?? Aku O.” Ucap min jae sedikit bingung.

“biar aku saja, aku AB.” Hyun seong mengikuti arah suster berjalan.

“tunggu sebentar, mungkin saat itu aku salah mengecek. Aku ikut.” Min jae mengikuti suster dan hyunseong pergi.

Donghyun menunggu sendirian didepan ruang operasi hingga tiga orang tman min woo datang. Mereka terlihat kaget ketika melihat wajah donghyun disana. Selang beberapa menit kemudian, ayah min woo juga datang tepat hyun seong dan min jae mendonorkan darahnya.

“tidak mungkin golongan darah kita berbeda. Appa juga O dan eomma itu B tapi kenapa min woo AB??” gumam min jae pelan kepada hyun seong namun berhenti ketika melihat banyak orang diruang tunggu.

“appa, kau datang.” Ucap min jae terlihat senang menatap ayahnya.

“hmm, bagaimana keadaan adikmu?” tanya appa tenang.

“dia terlihat sehat walau aku yakin sangat sakit baginya.” Jawab min jae pelan. “bisakah kita bicara berdua appa?”

*TBC*

No comments:

Post a Comment