Laman

June 26, 2011

non naui dongsaeng e e e (part. 2)

“kau kenapa? Kau sakit? Ada yang aneh dari dirimu sejak kau sampai disini?” tanya min jae ditaman belakang kepada donghyun yang terlihat muram. Donghyun hanya menggeleng. “lalu?”

“aku hanya butuh waktu untuk mengatakan seluruhnya, tapi hari ini. Ijinkan aku mengatakan setengahnya.” Jawab donghyun pelan menatap wajah min jae yang penuh dengan tanda tanya. “kita sudahi saja hubungan kita sampai disini yaa? Aku tak yakin bisa meneruskannya.” Min jae terdiam mendnegar pernyataan itu dari mulut donghyun.

“kau bercanda?” tanya min jae tersenyum lalu melihat langit yang benar benar gelap malam ini.

“lupakan aku, aku yakin kau bisa melakukannya.” Ucap donghyun masih menatap wajah min jae.

“haha, aku tahu kau tidak mau menjelaskan kenapa kau seperti ini. Yaa, aku bisa melakukannya. Haha, pergilah donghyun-shi, aku akan berusaha melupakanmu.” Sahhut min jae cepat walau hatinya terasa berat menerima itu semua.

“maafkan aku, tapi suatu hari aku akan menceritakan seluruhnya padamu.” Donghyun mengusap pelan rambut min jae. Hati min jae semakin terluka, ia hendak menangis tapi ia menutupinya.

*

“ahhh, lelahnya hari ini. Sudah pukul 1, aku harus tidur, besok aku harus sekolah.” Ucap min woo naik keatas tempat tidur milik min jae. Ia memperhatikan noonanya itu yang terlihat tidur menghadap tembok. “kau belum tidur noona?” tanya min woo pelan. Min jae tidak menyaut ucapan min woo, air matanya terus membasahi pipinya. “kau kenapa? Kau menangis? Ceritakan padaku. Apa si hyun seong yang menyakitimu?”

“tidak, aku tidak apa-apa. Tidurlah sudah malam.” Sahut min jae berusaha tersenyum mengusap air matanya.

“kau yakin tidak apa-apa? Lalu apa kau tahu kenapa donghyun hyung tadi pulang lebih awal?” tanya min woo bingung. Min jae terdiam sebentar lalu air matanya kembali turun.

“dia sudah pergi min woo, dia menyudahi hubungan kita...” isak min jae menutup matanya.

“noona, kenapa kau tadi bilang tidak apa-apa, aku tahu hatimu pasti sangat sakit. Kenapa dia melakukan itu?? Donghyun hyung kan lelaki baik kenapa seperti itu.” Min woo memeluk kakaknya itu dan mengusap pelan punggung min jae.

“dia baik, bahkan sangat baik. Mungkin dia memang sedna gingin sendiri, biarlah.” Sahut min jae pelan.

“noona~...”

*

Sekolah telah tiba, min jae masih nampak muram dikelasnya. Sementara hyun seong yang sekarang sekelas dengannya sedikit memperhatikan kemuaraman min jae.

“kau kenapa? Ada masalah?” tanya perempuan berambut panjang yang duduk disebelah min jae.

“hmm, aku tidak apa-apa.” Sahut min jae tersenyum. Perempuan itu bernama lee hye jin, teman sekelas dan teman sekolah min jae. Lee hye jin adalah perempuan yang supel dan pekerja keras. Ia sering tidak masuk sekolah dengan alasan bekerja membantu ibunya menjual ikan dipasar. Min jae mengerti itu, walau terkadang ia menemukan hye jin sedang menjual bunga disebuah toko atau mempromosikan parfum yang ia jual.

*

“dimana kau? Mau pulang tidak?” tanya min jae dari ujung teleponnya. Setelah beberapa saat bicara, ia duduk kembali terlihat menunggu seseorang.

“kau tidak pulang?” tanya hyunseong menghampirinya.

“aku menunggu min woo sebentar, kau pulang duluan saja.” Jawab min jae tersenyum kepada hyun seong.

“pulang bersama kalian sepertinya lebih asik.” Sahut hyunseong tersenyum menatap min woo yang datang dari kejauhan.

*

Diperjalanan pulang, mereka terlihat terlibat pembicaraan santai. Min jae sedikit melupakan hal yang baru saja ia lewati semalam ketika bercerita banyak dengan hyunseong yang supel dan minwoo yang tidak bisa berhenti melakukan lawakan aneh.

“kudengar dari ayah kalian, kalian sering tidur berdua?” tanya hyunseong membuka matanya lebar-lebar.

“hmm, kau tahu aku dari dulu sudah tidur berdua dengannya. Jadi jika aku tidur sendiri rasanya ada yang aneh.” Jawab min woo mantap walau min jae sempat hampir menutup mulut adiknya itu.

“kau kan sudah besar, kenapa masih tidur dengan kakakmu. Kenapa tidak tidur denganku saja?” tanya hyun seong mencoba menahan tawanya.

“akan aku coba, tapi bukan malam ini. Bagaimana noona?” tanya min woo merangkul min jae.

“terserah kau saja! Kau memang tidak pantas disebut anak sma” sahut min jae cepat.

*

“bagaimana dengan kwang min?? Atau young min? Ahh mereka sama.” Perkataan min jae masih terngiang jelas ditelinga hye jin. Dia masih memikirkan itu didepan meja belajarnya.

“aku tidak menyukai keduanya, aku menyukai jongmin. Bukan si kembar itu.” Gumam hye jin sendirian. *TBC*

No comments:

Post a Comment