Laman

June 26, 2011

non naui dongsaeng e e e (part. 4)

“sudah pergilah sekolah sana.” Seorang perempuan tua mengusir hye jin dari lapak penjualan ikannya.

“ini hari minggu eomma, aku tidak sekolah. Sudah sana beristirahat saja kau kan sakit.” Sahut hye jin keras kepala. Dengan perlahan perempuan tua itu mundur dan membiarkan anaknya yang menjual ikan ikan itu.

Sudah biasa memang, di setiap hari minggu atau hari libur lain hye jin membantu ibunya menjual ikan yang baru saja didapat dari laut. Ia sangat menyukainya dan berusaha menikmati pekerjaannya itu.

“aku ingin beli ini.” Suara seorang lelaki sambil menunjuk sebuah ikan.

“iya, kau mau beli berapa kilo?” hye jin menatap lelaki itu lalu diam tidak ada suara sama sekali dari bibirnya. Matanya menatap lelaki itu, jantungnya berdetak kencang.

“kau temannya min woo noona kan ? hhh, berjualan disini rupanya.” Sahut lelaki itu tersenyum.

“ehmm, begitulah.” Jawab hye jin bingung matanya tidak terlepas dari lelaki itu.

“kau tidak melayaniku?? Cepatlahh aku beli 1 kilo saja.” Ucap lelaki itu yang ternyata adalah kwang min. Tanpa banyak bicara hye jin melayaninya dengan cepat. “kau terlihat gugup.” Sahut kwang min bingung.

“ahh, tidak tidak.” Hye jin memberikan sebungkus ikan itu.

*

“donghyun hyung kemana?? Tidak pernah ngumpul sekarang?” tanya young min melepas earphonenya. Min woo menatapnya lalu menyandarkan punggungnya.

“mungkin sedang ada masalah dengan orang tuanya lagi.” Sahut jongmin santai.

“selalu bermasalah hidupnya, kemarin aku ajak dia untuk kerumahmu tapi dia malah berkata kalau dia sibuk. Apa sebenarnya maunya??” young min menatap min woo.

“sudahlahh, mungkin dia butuh sendiri.” Sahut min woo santai. Young min menatap kearah pintu masuk tempat mereka biasa berkumpul, seorang perempuan masuk kedalam cafe. Mata young min menatap minwoo dan memberi arah agar min woo ikut menatapnya.

“tumben noonamu kesini?” tanya kwang min menahan tawanya. Min woo menatap bingung kearah noonanya yang menghampiri mereka.

“kenapa kalian menatapku seperti itu?? Apa aku salah jika aku datang kesini?” tanya min jae terlihat kesal. “aku tidak akan mengganggu kalian disini, tenang saja.

“noona, kau lucu.” Sahut young min tertawa lepas.

“kau tahu donghyun hyung dimana sekarang?” tanya kwang min cepat. “hmm, dia tidak pernah berkumpul dengan kita lagi.” Sahut young min cepat.

“apa yang kalian tanyakan, noona lebih baik kita pulang sekarang.” Min woo menarik tangan min jae. Min jae yang diam menatap kwang min seakan ingin menangis mendengar kata kata donghyun disebutkan dari bibir mereka.

“ada apa memang? Aku hanya ingin pergi dan bersantai disana, kenapa kau malah mengajakku pulang??” tanya min jae kesal.

“noona, aku tahu kau tidak ingin mengingat lelaki itu lagi, tapi jangan pergi ketempat itu.” Pinta min woo sama kesalnya.

“ahh, sudahlah. Aku ingin pulang sendiri saja.” Min jae meninggalkan min woo yang masih berdiri didepan cafe tersebut.

“noona.. noona...” panggil min woo pelan.

“jangan memanggilku, kembali saja sana.” Sahut min jae tanpa menatap adiknya itu.

“noona....” min woo masih memanggil noonannya.

“ada apa??” min jae membalikan badannya dan terlihat kaget ketika menatap min woo dan hidungnya yang mengeluarkan darah. “min woo, kau kenapa?”

Min woo tetap diam ketika min jae memapahnya duduk didekat cafe tersebut. Min jae mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan membersihkan darah yang terus keluar dari hidung adiknya. Min woo hanya diam membiarkan kakaknya membersihkannya.

“sebenarnya sudah lebih dari 3 kali aku seperti ini, noona.” Ucap min woo pelan.

“kenapa kau tidak memberitahuku dari awal?? Kau nakal, kau ingin membuatku khawatir hah??” min jae sangat marah dengan sikap min woo. Matanya memerah hampir menangis.

“aku tidak mau menambah bebanmu lagi.” Sahut min woo pelan.

“kita ke dokter sekarang.” Min jae menarik tangan min woo. Min woo menolaknya lalu tersenyum “aku tidak apa-apa noona, tenang saja. Mungkin hanya kelelahan.” Min jae menatapnya penuh dengan kasihan.

*

“Min woo sudah tidur?” tanya hyun seong ketika ia baru saja keluar kamarnya bersamaan dengan min jae yang keluar juga dari kamarnya. Min jae hanya mengangguk. “kau kenapa?”

“sepertinya dia sakit,” ucap min jae berjalan menuju dapur diikuti hyun seong. Hyun seong mendengarkan dengan seksama apa yang tadi siang terjadi.

“kau sudah membawanya kerumah sakit?”

“hmm, dia menolaknya. Dari dulu memang dia benci rumah sakit.”

“aku yakin dia tidak apa-apa.” Hyun seong menepuk pundak min jae lalu kembali kekamarnya.

*

“boleh pinjam uang lagi??” hye jin menghampiri min jae yang baru saja keluar dari kamar mandi. “aku benar-benar membutuhkannya kali ini.”

“kau memang selalu membutuhkannya kan??” ucap min jae mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam saku blazernya lalu memberikannya kepada hye jin.

“gomawo, minggu depan aku akan menggantinya.” Hye jin senang meninggalkan min jae.

*

“min woo tidak sekolah hari ini?” tanya hyun seong ketika pulang bersama min jae. Min jae hanya mengangguk pelan lalu menghentikan langkahnya ketika melihat sesuatu tak jauh didepannya. Hyun seong sedikit bingung namun langsung mengerti ketika melihat apa yang dilihat min jae.

“perempuan yang bersamanya itu, adalah perempuan yang akan dinikahi donghyun tahun depan. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Awalnya donghyun tidak menyetujuinya sama sekali, tapi karena paksaan ayah dan kebosanan dia dengan pertengkaran keluarganya, ia akhirnya terpaksa menerimanya walau sampai sekarang hatinya belum sepenuhnya menerima itu semua.” Cerita hyun seong panjang lebar.

“kau mengenal donghyun?” tanya min jae hampir menangis.

“hmm, dia temanku waktu kita di jepang beberapa tahun lalu. Selama disana, dia selalu bercerita tentang dirimu. Dan satu tahun setelah kita kembali ke seoul, kita masih saling berinteraksi dan dia menitipkanmu padaku. Untuk itu aku sangat menerima tawaran ayahmu untuk tinggal dirumahmu.”

“perempuan itu sangat cantik.” Ucap min jae tersenyum pasrah. Langkahnya berat namun ia paksakan untuk berjalan meninggalkan tempat itu.

*TBC*

No comments:

Post a Comment